Shobahul
Khair, akhirnya minggu ini bisa lagi kembali menulis. Tulisan saya kali ini
akan membahas tentang training ESQ dan pertemuan BEM se-Jakarta di Menara 165
Granada Hall Room. Oke kita mulai aja
ceritanya, tanggal 2 juni 2012 yang lalu saya mendapat kiriman email dari
sahabat saya, isinya undangan pertemuan BEM se-DKI Jakarta dengan tema tahun
ini “Pelatihan Pendidikan dan Pengembangan Karakter sebagai Pemimpin masa depan”.
Mikirnya sih paling seminar seperti
biasanya, tapi dibawahnya juga ditulis akan ada training dari ESQ, wah lumayan
banget biasanya untuk bisa ikut training dari ESQ kita harus merogoh kocek yang
cukup dalam, maklum namanya juga mahasiswa kalau ada yang gratis ngapain bayar.
Hehehe. Akhirnya diputuskan deh untuk ikut, langsung deh ngurusin surat-surat
yang harus di kirim lewat fax untuk registrasi.
Menjelang
satu hari sebelum keberangkatan, ternyata ada yang kelupaan, Belum ngurus
transportasi kesana :P. Setelah melobby pihak kemahasiswaan dan transportasi
akhirnya dapet juga mobil yang akan mengantar kesana. Oke sekarang saatnya
titip surat ijin gak kuliah selama 2 hari sama teman sekelas niatnya sih biar
ga di alpain eh malah di alpain juga, yaudahlah nanti bisa diatur.
Total
oranng yang berangkat kesana ada 6 orang, 3 orang dari Universitas trus 3 lagi
dari Akademi Sekretaris (ASTRI). Semuanya disuruh kumpul jam 06.30, pikir saya
paling pada ngaret dah datang jam 07.00 aja lah. Langsung kumpul ketempat yang
emang udah dijanjiin tapi kok ga datang2 ya mobilnya? Ya udah langsung aja deh tanya kebagian
transportasi. Whaaats ??? Setelah ditanya ternyata mobil yang nganter kesana
udah berangkat sama anak-anak ASTRI. Kesel juga, udah buat surat peminjaman
transportasi sana sini eh malah ditinggal udah gitu gak kasih tau lewat sms
atau telpon lagi. Antara kesel dan bingung, mau marah tapi bingung mau marah
sama siapa. Di telpon tenyata mereka udah jauh hampir setengah perjalanan. Ya
sudahlah kalau emang mereka udah berangkat kita tetap bisa berangkat naik
motor pikir saya. Masih banyak jalan menuju Mekkah, eh salah masih banyak jalan menuju Menara 165. oke saatnya ambil peralatan, berangkat
jam 07.30 ternyata sampai sana jam 8.45 lama juga ya, dan sampai disana acaranya juga
belum dimulai, ternyata teman yang tadi udah berangkat duluan sms isi pesannya
kaya gini “lagi dimana arief ?”, enak banget lagi tanyanya merasa gak bersalah banget udah
ninggal. diantara perassan kesel karena udah ditinggal dan senang karena akhirnya sampai juga, dipikir-pikir ya sudahlah yang penting udah sampai, buat apa
dipermasalahin lagi. Bukankah memaafkan itu lebih baik daripada harus menunggu
orang yg bersalah meminta maaf.
“…dan
hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu
tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. An Nuur, 24:22)
“Allah
tidak akan menambah kemaafan seseorang, melainkan dengan
kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan dirinya karena Allah melainkan
Allah akan meninggikan derajatnya.” (Hadits riyawat Bukhari dan Muslim)
Materi
pertama disampaikan oleh Bapak Anies Baswedan, Ph.D (Rektor Universitas
Paramadina) tentang “Pengembangan Karakter dan Kepribadian Mahasiswa” kemudian dilanjutkan lagi oleh Bapak Prof.
Dr. Fasli Djalal, dengan materi yang disampaikan “Pemimpin Muda yang
Berkarakter”. Awalnya sih semangat untuk dengerinnya tapi lama kelamaan pada bosan
juga dengerinnya. Habis materinya panjang banget hampir 2 jam lebih, akhirnya
ada yang asyik ngobrol, ada yang asyik main handphone, ada juga yang asyik
tidur.
Baru
setelah makan siang acara diambil alih oleh para trainer dari ESQ, acara
dirubah dari yang cuma dengerin materi dan tanya jawab aja dibuat jadi lebih
interaktif dengan game, cerita, hadiah pokoknya seru abis deh. Seorang trainer muda
namanya kak Ridwan Mukri S.Psi mengambil hati kita semua. Oya selain itu
training kali ini unik banget, biasanya saya kalau training duduk dibangku kali
ini semua mahasiswa duduk sila dikarpet dengan samping kita harus beda-beda
dari kampus lain. Laki-laki dan perempuan harus dipisah ga boleh bersama dan ada
jarak amannya. Materi kali ini yang dibawakannnya tentang Outer Journey yang
berisi tentang perjalanan keluar mengenal alam semesta dan penciptanya Allah
SWT.
Al-Quran
menggambarkan penciptaan alam semesta dalam enam masa. “Sesungguhnya
Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas 'Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan diciptakanNya pula matahari, bulan, dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah Tuhan semesta
alam.”
Dalam
surat Ali Imran ayat 191, Sang Khalik berfirman,'' (Yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.''
Dan
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah
perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah",
dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia
mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui. (QS Al-An'aam (Binatang ternak) ayat 73)
''Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?.'' (QS: AL Anbiyaa: 30)
Hari
ini kami semua disadarkan dan dibuat takjub akan kebesaran Allah SWT yang Sang
Maha Penguasa alam semesta, hari ini Iman kami kembali di changer. Betapa
kecilnya kita saat kita lihat bumi dari luar angkasa, masih bisakah kita
berlaku sombong ? menyakiti hati orang lain? Sungguh yang demikian itu hanyalah
milik Allah, hanya Allah sajalah yang pantas untuk sombong. Diakhir materi kami
diberi muhasabah untuk kembali kepada Allah. Luar biasa setelah acara ini hati
terasa lega, nyaman tak terasa beban apapun semuanya rasanya plong. Inilah yang
harusnya dijadikan dasar sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang Emotional
Quotient.
0 comments:
Post a Comment