Ahlan wasahlan di blog kamardy arief, semoga blog ini dapat menambah wawasan anda, berikan komentar anda untuk masukkan blog ini.

Secarik Kebahagiaan

Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang telah terbuka.

Perjalanan Hidup

Ketika seseorang melukaimu, janganlah bersedih karena Allah selalu menitipkan penyembuh buatmu.

Segenggam Senyuman

Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapat terbang burung.

Segenggam Harapan

Harapan dan kekecewaan itu bagaikan dua sisi mata uang ... bertolak belakang, namun saling melekat. Apa yg kita fokuskan utk kita lihat dan bagaimana cara kita melihatnya . Oleh karena itu, beranilah menaruh harapan .. hanya kepada Allah, dan bukan kepada manusia, sebab manusia bisa mengecewakan, tapi Allah tak pernah mengecewakan kita.

Keindahan Hati

Sering kali kita berprasangka buruk terhdap orang lain, sampai-sampai kalau bertemu dia, enggan untuk bertegur sapa. belum tentu orang yang selalu membuat kita marah membuat kita kesal itu benci terhadap kita tapi justru sebaliknya mungkin itulah cara dia menunjukkan kasih sayangnya dialah pelindung kita.

Tuesday, December 20, 2011

Keseharian keluarga Habibana Munzir Al Musawwa

 Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda
zuhud adalah hidup dg sederhana dalam keduniawian, hamba belum mampu mencapainya, namun sebagian usaha yg hamba lakukan adalah menghilangkan cinta pada semua hal yg bersifat duniawi, berupa harta dll yg tidak ada sangkut pautnya dg asesoris dakwah.

hamba membutuhkan mobil, untuk mencapai banyaknya majelis dan ketepatan waktu untuk tiba di lokasi yg sudah ditunggu puluhan ribu orang hampir setiap malamnya, disatu fihak tanpa hamba punya kendaraanpun hamba akan siap dijemput oleh ribuan mobil yg akan mengantar hamba kemanapun hamba akan pergi, namun hamba tak mau menyusahkan orang lain, apalagi membebani para penyelenggara untuk harus menyediakan kendaraan penjemput pula, maka hamba membeli mobil dg angsuran,

hamba merawat mobil itu secara sebaik baiknya secara mekanik dan mesinnya dg perawatan yg sangat serius, demi tak menghambat kelancaran dakwah hamba, namun hamba tidak perdulikan body mobil yg sudah penuh baret dan penyok khususnya di kiri body mobil yg selalu terdesak oleh ribuan orang yg berebutan menyalami hampir tiap malamnya, hamba tak perlu membenahi bodynya, yg hamba butuhkan adalah mesinnya dan bagian dalamnya untuk kelancaran dakwah.

banyak orang menyarankan dan mengejek kenapa mobil penyok penyok ini tak diganti dg yg lebih bagus, atau paling tidak dibenahi, apakah tidak malu pakai mobil penyok2 begini kesana kemari padahal hamba memimpin jutaan ummat?, hamba sungguh tidak malu, biar saja demikian, jamaah tidak melihat kendaraan, jamaah butuh penyampaian dan bimbingan, bukan masalah mobil tua atau penyok dan tak sedap dilihat, hamba tak rela mengeluarkan 1 rupiahpun untuk membenahi bodynya, karena itu bukan hajat dakwah, lebih baik diberikan pada fuqara dijalanan jika ada kelebihan harta.

hamba hingga kini masih mengontrak, walaupun rumah kontrakan itu besar dan bagus, tentunya itu hajat dakwah untuk menampung tamu khususnya majelis nisa (majelis kaum wanita) setiap minggu sorenya dirumah, jika rumah hamba sempit, maka massa akan memenuhi dan meluber keluar rumah dan mengganggu kenyamanan tetangga pula, maka hamba berusaha dg kemampuan hamba mengontrak rumah besar, namun hanya bisa menampung sekitar 700 orang saja, jika massa melebihi itu, hamba belum ada kemampuan mengontrak rumah yg lebih besar lagi.

hamba menata rumah senyaman mungkin, tapi itu demi kenyamanan para hadirat yg menghadiri majelis, dikontrakan ini hamba tidak banyak mempunyai benda dan perangkat rumah, kesemuanya hampir merupakan milik rumah orang yg hamba mengontrak padanya, hamba hanya membeli dua perangkat kursi rotan dihalam tengah dan teras belakang, lalu memasang karpet diseluruh rumah, bukan lain demi kenyamanan hadirin, hanya sebuah lemari pakaian, sebuah kasur, dan sebuah kulkas dan beberapa hal lainnya yg milik hamba, sisanya adalah perangkat yg membawa kenyamanan pada hadirin, seperti kipas angin, dispenser di hampir setiap sudut ruangan beserta gelas gelasnya, dan gorden gorden pemisah jika tamu adalah pria dan wanita.

namun akhir akhir ini ketika hamba terkena penyakit peradangan otak belakang, maka hamba perlu menata kamar untuk lebih kedap suara, karena suara keras sangat mengganggu istirahat hamba, jika istirahat hamba terganggu maka dakwah pada jutaan ummat ini terganggu

hamba tak punya banyak waktu mendidik anak anak, hamba jarang sempat duduk dg mereka, namun ibundanya yg mengambil alih pendidikan anak, dan hamba datangkan guru utk halafan alqur'an anak anak, guru yg mengajari ilmu umum dan ilmu agama, sesekali hamba memanggil anak anak untuk menasehati, dan menjajaki hafalan mereka dalam ilmu umum, hafalan Alqur'an, dan ilmu syariahnya.

namun Allah swt sangat memberi hamba anugerah yg diluar dugaan, pui syukur bagi Nya setiap waktu dan kejap, anak anak berubah semakin baik dan berbudi luhur, sering mereka menangis dalam doa, sering mereka memimpikan Rasul saw, mereka tidak nakal, baik, beradab, sopan, ceria, dan menyenangkan, adab sunnah mereka sangat mereka perhatikan, mereka tidak tidur sebelum bersama sama membaca surat tabarak (almulk) dan doa tidur, mereka bangun sebelum azan subuh dan saling bangunkan satu sama lain untuk membaca zikir subuh, mereka berjamaah subuh dg saya, atau bersama ibunya, atau mereka saja bertiga, padahal usia anak hamba yg tertua baru 9 tahun yaitu fatimah azzahra, dan yg kedua Muhammad yg masih berusia 7 tahun, dan hasan, yg masih berusia 5 tahun,

anak anak itu saling menasihati dalam menjalankan sunnah makan, sunnah minum, sunnah tidur, dan sering saya mencuri pendengaran saat mereka bertiga bercengkerama, yg mereka bicarakan adalh rindu pada Rasul saw, contoh wajah Rasul saw yg teriwayatkan, dan budi pekerti Rasul saw yg mereka dengar dari ceramah ceramah saya.

mereka tak suka dan tak pernah kenal dg lagu lagu duniawi, bagi mereka qasidah majelis dan bacaan alqur'an murottal yg mengisi telinga mereka di siang malamnya,

mereka tak mau membuka auratnya dimuka umum, bahkan yg bungsu pun selalu menangis tersedu sedu jika shalat subuh berjamaah dg saya dan ia datang terlambat, ketika ditanya ia berkata sambil menangis, hasan semalam mengompol, hasan terpaksa mandi dulu, dan ganti baju, dan hasan jadi terlambat / masbuk dalam shalat bersama abiy. (ayah).

hasan pernah menghilang dari majelis, saya meliirik ke kiri dan kanan, ia tak ada, dan datang ditengah acara dg wajah penuh airmata dan cemberut, selepas majelis saya tanya kenapa, ia berkata : hasan lupa membawa peci, hasan tidak mau masuk masjid tanpa peci, hasan nangis diluar, lalu ada jamaah yg membelikan hasan peci, baru hasan masuk masjid, dan hasan jadi telat..

demikian pula Muhammad, muhammad pernah menghilang dari panggung majelis pergi entah kemana, diakhir acara ia baru muncul, ia katakan : muhammad mau pipis, tapi banyak perempuan, jadi muhammad malu dan tidak mau ke kamar mandi yg banyak perempuan, akhirnya muhamamad diantar jamaah kerumah yg jauh untuk pipis di toilet yg tidak ramai perempuan..., padahal usianya baru 7 tahun.

mereka tentunya ada nakalnya, namun nakalnya adalah hal yg luhur, mereka sangat senang berkemah bahkan acapkali mereka bertiga tidur dikemah di halaman rumah, karena mereka sering dengar nabi saw sering berkemah saat safar, mereka juga paling suka bermain pedang2an dan panah dan berenang, saya sering kesal melihat barang2 berantakan dirumah saat pulang, ternyata mereka main perang2an dan membuat keadaan berantakan, namun saya tak marah dg itu, karena itu adalah kebaikan yg wajar pada anak anak bahkan hal yg mulia

mereka tak pula suka menonton televisi, mereka lebih suka menonton film vcd cerita para nabi, vcd majelis majelis, lalu masing masing ribut membahasnya.

sungguh didikan didikan ini muncul dari tarbiyah ilahiyah diluar kemampuan saya, demikian pula fatimah yg kini sudah membeli cadar pula saat ke majelis majelis ia bercadar, saya sempat menegur istri saya, untuk apa ia pakai cadar usianya masih kecil, biar saja, nanti ia jatuh tersandung..., kata istri saya fatimah menabung berbulan bulan sendiri di celengannya untuk membeli cadar, maka saya diam saja tak mau mengecewakannya

mereka sering mendapat uang hadiah dari jamaah, mereka menyimpannya di celengannya, saya tanya untuk apa kalian menyimpan uang itu?, mau beli apa?, sepeda?, mpbil2an?, atau apa?, mereka katakan : kami mau menabung untuk bisa pergi ke madinah untuk ziarah nabi saw, kami mau beli pesawat sendiri, jadi bisa mengajak jamaah majelis ramai ramai ke madinah, muhamad jadi pilotnya, hasan jadi kondekturnya, dan fatimah jadi pramugarinya...,
saya hanya bisa geleng geleng dan membiarkan saja.

mereka sudah hafal berjuz juz alqur;an, dan mereka tidak sekolah ke sekolah umum, tapi homing scool, karena itu pilihan mereka, dan ternyata hasilnya lebih baik, hasan walau usianya 5 tahun ia sudah kelas 3, Muhammad walau usianya 7 tahun ia sudah kelas 5, dan fatimah sudah setingkat kelas 2 smp. mereka mengikuti tes dirumah, dan mendapat raportnya dg guru kerumah, dan saya sediakan guru pula untuk membantu hafalannya.

walau hal ini tampak berlebihan dan cukup besar biayanya, namun ini jauh lebih berharga daripada jika mereka tak melakukannya, zuhud adalah berhemat dan tidak mencintai harta, tapi menjalankan harta pada tempatnya, tidak kikir harta untuk mencapai keridhoan Allah swt, sebaliknya kikir harta untuk dikeluarkan untuk urusan duniawi.

dalam soal makanan, saya tidak lagi mau membeli makanan sembarang di pasar, karena kini banyak beredar ayam tiren (ayam bangkai yg mati kemarin), demikian gelar yg umum dimasyarakat, kita bisa bayangkan, pasar induk jakarta menerima jutaan ayam yg dipasok dari daerah setiap harinya, ayam diangkut dg truk atau kendaraan bak terbuka, bisa dipastikan dari 100 ayam ada beberapa yg mati, terhimpitkah, atau sebab lainnya, maka puluhan ribu ayam bangkai beredar setiap hari di ibukota,

sebagian penjual justru suka membelinya karena harganya lebih murah, demikian pula restoran, warteg dll, mereka sering lebih suka membelinya karena lebih murah, walau ada juga restoran2 yg tak mau membeli ayam bangkai, namun para oknum pegawainya ada saja yg melakukan itu dg mengantongi hasil yg lebih, sebab ayam yg dibeli adalah ayam bangkai, tanpa sepengetahuan pemilik restoran.

maka saya curiga (tidak menuduh) pada KFC dll, yg menyajikan ribuan ekor ayam tiap harinya, sangat mungkin ada oknum bagian pembelanjaan yg melakukan kejahatan tsb, walau kita tak menuduh secara keseluruhan karena tidak ada / belum ada buktinya,

demikian pula gorengan yg djual oleh para penjualnya, nasi goreng dll, mereka banyak memakai minyak jelantah, walau tidak kesemuanya berbuat demikian, apakah minyak jelantah itu?, ia adalah limbah minyak bekas memasak di hotel hotel berbintang dan restoran2 mewah, yg tidak sedikit yg menyediakan makanan seperti babi, katak, dlsb yg diharamkan, maka minyak itu telah bercampur dg makanan haram, para penjual gorengan dan nasi goreng dll itu mungkin tak menyadarinya, atau mengetahuinya tapi tidak perduli.

demikian pula kambing pada sate dan sop yg dijual, pernah saya temukan oknum yg mencampurnya dg daging tikus.

demikian pula masakan padang atau warteg (saya bukan memvonis), namun ada laporan dari fihak jamaah kita, bahwa tetangganya bekerja sebagai pemasok kikil sapi ke restoran2 padang dan lainnya, ia menggantinya dg kikil babi, karena lebih banyak dagingnya, menjadi lebih mahal harga jualnya, namun lebih murah ia membelinya dari pemasok kikil babi itu dari wilayah luar kota.

hukum dari makanan makanan diatas tidak haram secara mutlak, kecuali sudah terbukti dg dua saksi ada yg siap bersaksi akan hal itu, namun hukum makanan2 diatas menjadi syubhat, tidak haram memakannya, namun jika betul ia ada campuran yg haram, akan membawa dampak pada tubuh kita untuk malas beribadah, dan semangat berdosa.

curigalah, misalnya anda selalu melakukan ibadah dg taraf tertentu, lalu setelah makan direstoran fulan, atau beli gorengan dari penjual gorengan, atau setelah makan suatu makanan, maka saat anda ibadah terasa sangat berat, malas, dan serba gundah, lalu coba hndari makanan itu, jika anda kembali pada kesempurnaan ibadah yg biasa anda capai, maka telah jelas makanan yg anda makan saat itu mengandung hal yg haram.

makanan halal memicu pada semangat beribadah, dan malas berbuat mungkar, sedangkan makananan haram memicu malas berbuat pahala dan semangat berbuat dosa.

makanan syubhat ada ditengah2nya, bisa mengandung yg haram, bisa tidak, maka saya tak mau spekulasi.,

saya memerintahkan pembantu dirumah untuk membeli kambing, ayam, dan sapi, pada tempat yg langsung menyediakannya berikut menternaknya, ia menjual ayam hidup, tinggal pilih, mau ayam yg mana, ia menyembelihnya, membersihkannya, dan menyerahkannya pada kita dg kesaksian kita sendiri, demikian pula penjual kambing ada beberapa tempat yg memang peternak kambing, ia memotong kambing sendiri, dan menjualnya, maka ia terpercaya, demikian pula sapi.

hati hati dg sosis, karena banyak dicampur dg daging babi, hati hati dg restoran cepat saji, karena mereka sering (bukan vonis) mereka memakai minyak babi sebagai minyak gorengnya, karena minyak babi lebih cepat membuat makanan matang daripada minyak goreng lainnya.

hati hati terhadap kue kue, karena kue kue sering dibubuhi reum, yaitu whisky, karena itu membuat kue cepat mengembang indah, dan menghilangkan bau amis telurnya.

hati hati dg makanan yg digoreng cepat, karena banyak oknum penjual nasi goreng, mie goreng, dll, mereka memakai arak/whisky saat menggorengnya, jika anda menyaksikan ia menggoreng, lalu ada cairan yg ia siramkan ke panci penggorengan dan dalam seketika api dari bawah penggorengan naik menyambar sampai masuk keatas panci dan menyentuh makanan itu, maka cairan itu adalah alkohol, sebgaja disiramkan karena dg itu api menjilat jilat sampai naik dari kompor menyentuh makanan itu, maka makanan leih cepat matang...

saya menghindari itu semua semampu saya, Wara', adalah bersungguh sunnguh dan berhati hati menjaga diri semampunya dalam makanan syubhat apalagi haram.

saudariku, jangan paksakan melakukan hal hal ini, lakukan semampunya, Allah tidak memaksa kita lebih dari kemampuan,

mengenai istri, saya lebih senang memanggilnya bukan dg namanya, tapi dg kata habibah (kekasih utk wanita), atau sayang, atau ratuku, atau cintaku, atau sesekali dg nama.

saya tidak dan sangat takut menyentuh barang istri saya, saya tak pernah berani membuka isi tas istri saya, saya sangat tidak berani membuka lemmari istri saya, dan saya tak berani menjamah hp istri saya, apalagi membuka sms atau isinya, jika berdering dering berkelanjutan saya biarkan saja tanpa berani menyentuhnya.

saya sering menginap di markas jika sedang banyak tugas, dan saya jika akan pulang lebih sering izin dulu pada istri apakah saya diizinkan pulang atau tidak, jika dikamar, saya tanyakan padanya apakah akan tidur dg saya atau mau tidur dg anak anak, ia yg memilihnya,

jika saya masih beraktifitas dg portable dimalam hari, saya izin dulu apa boleh saya nyalakan lampu kamar atau tidak, jika ia sudah lelap tertidur, maka saya hanya menggunakan lampu tidur untuk membuka file dll, walau itu menyakiti mata dan membuat mata pedas, itu lebih saya pilih daripada saya menyalakan lampu mengganggu tidurnya.

dalam makanan pun saya hampir tak pernah meminta suatu type makanan, saya hanya tanya ada makanan apa, ada makanan atau tidak, karena acapkali saya pulang makanan sudah habis, karena saya pulang hampir selalu larut malam dari majelis, mungkin ada tamu atau lainnya, jika tak ada makanan maka saya tak makan, cukup minum teh saja, atau kurma, jika ada makanan, dan saya sedang menyukainya maka saya memintanya, jika saya sedang tak menyukainya maka saya tak makan,

saya tak punya menu makananan favorit, apa saja asal halal, jika istri sudah tidur, saya lebih sering memilih minta disajikan makanan oleh staf staf yg dirumah daripada membangunkan istri.

saya mengizinkan istri saya pergi kemana saja selama tempat yg baik tentunya, tanpa perlu ia izin, kecuali perjalanan marhalatain (yg melebihi 82km) atau perjalanan jauh.

kadang saya pulang istri saya sudah tidur dikamar anak anak maka saya lebih sering membiarkannya tanpa menganggunya, dan jika pulang saya lihat ia tiada, saya tak repot menanyakannya kemana ia pergi kenapa tidak pulang dlsb, saya tunggu sampai subuh baru sms untuk menanyakan keberadaannya, tentunya saya mengetahui istri saya orang baik baik dan selalu diantar para jamaah nisa lainnya, dan keluarnya itu dimalam hari mestilahh ke undangan majelis atau pada ustazah lainnya, mungkin kelelahan, mungkin ketiduran, mungkin terjebak macet, dan saya baik sangka saja, saya percaya penuh pada Allah swt karena setiap subuh dan isya saya mendoakan diri saya, istri, anak anak, teman teman, dan keluarga, dan jika ada sesuatu yg tak baik tentunya ada kabar.

namun bukan saya tidak pernah menegurnya, saya menegur dg lembut, atau dg tegas, namun teguran tegas mungkin bisa dibilang tak pernah terjadi dalam setahun.

saya lebih cenderung membiarkan jika ia salah namun tidak terlibat dosa pada Allah, tapi salah pada saya, lebih baik saya maafkan, jika berulang ulang maka saya tegur dg lembut, jika terjebak pada hal yg mungkar, dosa, misalnya mencaci/mengumpat orang lain, maka saya tegur dg lembut, atau saya tinggalkan ke toilet tanpa mau mendengarkan kekesalannya / gunjingannya pd orng lain, itu sudah isyarat baginya bahwa saya tak suka dg pembicaraan itu, jika ia masih meneruskannya maka bisa saja saya diam tak menanggapinya, atau jika sudah berlebihan maka saya potong dg nasihat, maafkan saja, itu keinginan Allah swt untuk menghapus dosa kita, menggunjingnya berarti mengambil dosanya untukmu.., sudah cukup dosa kita, untuk apa mengambil dosa orang lain, doakan saja, kita dapat pahala, maafkanlah, berarti Allah swt memaafkan banyak dosa dosamu, carilah pengampunan dosa dg memaafkan kesalahan orang.

namun jika bertentangan dg syariah atau membahayakan dakwah, maka teguran saya tegas, dan teguran tegas saya lebih sering lewat sms, demi tak terlalu menyakitinya jika berhadapan muka.

jika berlarut larut, maka teguran tegas saya lugas dihadapannya,

demikian pula pada anak anak, saya cenderung lembut dan bercanda walau sambil menanyai hafalannya, namun jika berbuat salah yg membahayakan, misalnya memaki jamaah majelis, atau ucapan yg tak beradab, saya marah, dan anak anak sangat menyayangi saya, dan mereka tidak mau saya marah padanya, maka jika wajah saya berubah misalnya, mereka sudah mengerti untuk tak melakukan lagi perbuatannya.

semua adalah anugerah Allah swt, bukan dari usaha saya.

semoga Allah swt melimpahkan cahaya keimanan, ketabahan dan kesejukan pada anda saudariku, dan cahaya keluhuran dihati sdri hingga selalu terjaga dari terjebak pd dosa, amiin

semoga Allah swt meluhurkan setiap nafas anda dg cahaya istiqamah, dan selalu dibimbing untuk mudah mencapai tangga tangga keluhuran istiqamah, dan wafat dalam keadaan istiqamah, dan berkumpul dihari kiamat bersama ahlul istiqamah

semoga Allah swt memperindah hari hari saudari dg seindah indahnya dan semakin indah dan semakin indah hingg berjumpa dg Sang Maha Indah

Demikian saudariku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a'lam

Di Tulis Oleh : Habib Munzir bin Fuad Al Musawwa
Sumber : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=1&func=view&id=25861&catid=9

Apa dan Siapa Habib Umar bin Hafidz?


Nasab beliau adalah: Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Abdullah bin Abibakar bin Idrus bin Husein bin Syeikh Abibakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Sahib Mirbat bin Ali Khali‘ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidallah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidi bin Jakfar Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sorot matanya tajam, raut mukanya tampak bercahaya, bibirnya tersenyum mengembang, jenggot merahnya hampir menutupi leher. Itulah ciri fisik Habib Umar bin Hafidz yang khas.

Suaranya yang lantang, badannya yang tegak dengan dibalut jubah dan sorbannya yang dikenakan semakin menambah kewibaannya. Pribadinya santun dan rendah hati. Beliau memiliki akhlak yang terpuji dan memberikan contoh yang diajarkan Rasulullah dengan perilaku yang nyata pada dirinya. Beliau adalah berkah bagi kaum muslimin saat ini. Nasab beliau adalah: Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Abdullah bin Abibakar bin Idrus bin Husein bin Syeikh Abibakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Sahib Mirbat bin Ali Khali‘ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidallah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidi bin Jakfar Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Habib Umar lahir di Kota Tarim, sebuah kota yang terkenal dengan sebutan “Kota Seribu Wali”. Sebutan itu tidaklah mengada-ada bagi kota tertua di Negeri Hadramaut wilayah Yaman Selatan ini. Dari sinilah banyak bermunculan para auliya’, orang-orang shaleh, ulama yang ikhlas dan mengamalkan ilmunya ke seantero penjuru bumi. Mereka terdiri dari golongan kaum yang dekat dengan Allah. Salah satunya adalah Habib Umar bin Hafidz yang lahir di Tarim pada hari Senin, 4 Muharram 1388 H bertepatan dengan 27 Mei 1963 M, sebelum fajar. Beliau dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan cahaya keilmuan yang diwarisi dari para keturunan suci dan mulia. Di kota inilah beliau tumbuh dalam didikan keluarga yang penuh dengan keimanan, ketakwaan, ilmu dan akhlak yang luhur. Sedari kecil beliau ditanamkan nilai-nilai kebajikan yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau tumbuh dalam lingkungan Ahlussunnah wal jama’ah, yang bermadzhabkan Syafi’i dengan Thariqah Bani Alawi, sebagaimana para leluhurnya yang mulia. Guru pertama beliau tak lain adalah ayahnya sendiri Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz, seorang Mufti Kota Tarim yang juga merupakan pejuang. Ayahnya adalah salah seorang ulama intelektual Islam yang mengabdikan hidupnya demi tersebarnya syiar Islam, berani mengatakan kebenaran dan mengajarkan hukum-hukum suci nan mulia dalam Islam. Pada saat itu negeri Yaman Selatan dikuasai oleh Uni Soviet yang berfaham komunis dan anti agama. Musuh utama mereka adalah para ulama Islam yang merupakan penghalang besar bagi penyebaran ideologi mereka. Melihat sepak terjang Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz (ayah Habib Umar), Komunis menganggap beliau merupakan batu sandungan mereka. Maka pada suatu waktu dalam masjid, ketika Habib Umar sedang menemani ayahnya untuk menunaikan Shalat Jumat, Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz diculik oleh gerombolan komunis, kain Habib Umar kecil pun kemudian pulang ke rumahnya sendirian dengan membawa rida’ milik ayahnya. Sejak saat itu Habib Umar tak pernah lagi melihat sang ayah hingga saat ini. Semenjak kecil, Habib Umar tumbuh menjadi seorang Yatim. Namun keyatiman beliau tidak menghalangi sedikitpun langkahnya untuk menuntut ilmu. Memang jika kita pelajari jejak langkah para ulama dan habaib terdahulu, khususnya yang berada di Kota Tarim, mereka tidak khawatir akan masa depan pendidikan anak-anaknya, bilamana mereka meninggal dan anak-anaknya masih kecil. Hal itu tidak lain karena mereka telah melakukan kaderisasi serta mujahadah dan doa yang tulus, agar kelak para keturunannya dapat istiqamah mengikuti ajaran dan tuntutan para pendahulunya yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Semua itu juga didukung oleh lingkungan yang kondusif di Kota Tarim yang aman dari segala bentuk kemaksiatan. Jadi tidaklah mengherankan, jika kemudian Habib Umar kecil yang yatim kemudian tumbuh menjadi sosok pemuda yang gemar mempelajari ilmu-ilmu keislaman. Bakat dan kecerdasan beliau yang merupakan hasil didikan ruhani dan jasmani dari ayahanda dan para gurunya telah menjadikannya mampu menghafal Al-Qur’an pada usia yang sangat muda dan juga menghafal berbagai teks matan ilmu fiqih, hadis, bahasa Arab dan berbagai ilmu keislaman lainnya.    Guru-guru beliau yang berada di Kota Tarim : 1. Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz.(Ayah, sekaligus guru utama beliau) 2. Al-‘Allamah Al-Habib Muhammad bin Alwi bin Syihabuddin. 3. Munshib Al-Habib Ahmad bin Ali bin Syeikh Abibakar. 4. Al-Habib Abdullah bin Syeikh Al-Aydrus. 5. Al-Habib Abdullah bin Hasan Bilfaqih. 6. Al-Habib Umar bin Alwi Al-Kaaf. 7. Asy-Syeikh Taufiq Aman. 8. Al-Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. (Kakak kandung yang sekaligus berperan sebagai pengganti ayah bagi Habib Umar semenjak sang ayahandanya syahid). Semenjak membawa rida’ sang ayah, Habib Umar kecil menjadikan hal itu sebagai suatu pertanda bahwa ia harus meneruskan tanggung jawab sang ayah untuk menyebarkan Islam. Sejak itu ia semakin bersemangat dan berjuang keras agar dapat melanjutkan cita-cita sang ayah untuk mensyiarkan Agama Allah.. Meskipun berusia masih muda, kala itu Habib Umar telah benar-benar memahami Al-Qur’an, karena Allah telah memberikannya sesuatu yang khusus. Kealiman Habib Umar ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi keluarga dan kerabat. Mereka mengkhawatirkan akan keselamatannya dan akhirnya diputuskan beliau dikirim ke Kota Baidha’ yang terletak di Yaman Utara. Sehingga beliau terhindar dari orang-orang yang ingin mencelakainya. Sayyid Muda itu tiba di Kota Baidha’ pada awal bulan Saffar tahun 1402 H bertepatan dengan bulan September tahun 1981 M. Di sana beliau berguru kepada Al-Imam Al-‘Arif Billah Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar, yang kemudian menjadi mertua beliau. Selain kepada Al-Habib Muhammad Al-Haddar beliau juga belajar dan menerima ijazah dari Al-Habib Zein bin Ibrahin bin Smith (Yang kini berada di Madinah).. Di Kota Baidha’, selain belajar beliau juga berdakwah hingga ke pelosok yang umumnya masih dihuni oleh kaum Badui yang masih primitif. Dengan kesabaran, keikhlasannya serta keuletannya, beliau tak kenal lelah dalam berdakwah mensyiarkan Agama Allah. Hampir tak ada satu tempat pun yang terlewatkan dalam dakwah beliau untuk mengenalkan kembali cinta Allah dan Rasul-Nya (mahhabatullah wa rasulihi) shallallahu ‘alaihi was sallam pada hati kaum muslimin. Beliau banyak merintis beberapa majelis taklim didaerah Hadramaut. Beliau jarang sekali tidur, usahanya sangat gigih untuk mengembalikan umat Islam agar mereka berjalan di garis para salafunasshalihin yang tiada lain adalah cerminan dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Kerja kerasnya tak sia-sia, banyak para pemuda yang tertarik dengan metode pengajaran beliau, di bawah bimbingan Habib Umar mereka seakan terbangun dari tidur yang panjang dan kelam. Mereka kemudian menjadi sosok pemuda yang bangga dengan identitas keislamannya, dan memusatkan perhatian mereka untuk meraih sifat-sifat luhur dan mulia dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Perjuangan Habib Umar yang ikhlas dan keteguhannya dalam mengajar di berbagai kota besar maupun kecil di Negeri Yaman Utara, telah mendapat dukungan dan simpatik dari para ulama yang berada di sana. Merekapun membantu dalam perjuangan dakwahnya. Beliaupun mengunjungi para ulama yang berada di Yaman, salah satunya di Kota Ta’iz. Disana beliau belajar dan mengambil ijazah kepada Mufti Ta‘iz, Al-Musnid Al-Habib Ibrahim bin Agil bin Yahya yang begitu perhatian dan cinta kepada Habib Umar. Setelah beberapa bulan di kota Baidha’ beliau kemudian melakukan perjalanan ibadah Haji di Tanah Suci serta mengunjungi makam datuknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah. Di Hijaz beliau berkesempatan untuk menimba ilmu dan memperoleh ijazah dari para ulama besar disana. Pada bulan Rajab tahun 1302 H bertepatan bulan April 1982 M beliau bertemu Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assagaf yang berada di Kota Jeddah. Al-Habib Abdul Qadir menyaksikan bahwa di dalam diri Habib Umar muda terdapat semangat pemuda yang penuh cinta kepada Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliaupun juga berkesempatan menimba ilmu dan memperoleh ijazah dari kedua pilar keadilan di Hijaz, yaitu Al-Habib Al-Jawwad Ahmad Masyhur bin Toha Al-Haddad (Jeddah) dan Al-Habib Abubakar Attas bin Abdullah Al-Habsyi (Makkah). Beliau juga menimba ilmu dari Asy-Syeikh Al-Musnid Muhammad Isa Al-Fadani dan Al-‘Allamah As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani yang berada di KotaMakkah. Semenjak itu nama Habib Umar bin Hafidz mulai tersohor, karena kegigihan dan usaha beliau dalam menyerukan agama Islam dan memperbaiki serta mempopulerkan ajaran-ajaran para Salafuna Alawiyin. Kesohoran dan ketenaran Habib Umar tidak mengurangi sedikit pun niat dasar beliau. Setelah dari Hijaz, Negara Oman menjadi fase dakwah beliau kemudian. Beliau mendapatkan undangan dari sekelompok Muslim yang memiliki hasrat dan keinginan kuat untuk belajar tentang Thariqah Alawiyah. Beliaupun menyambut baik undangan tersebut dan kemudian mengajar dan berdakwah di sana hingga beberapa tahun. Sekembalinya dari Oman, sebelum ke Tarim, beliau singgah ke Kota Syihir, Yaman Timur. Beliau belajar kepada para ulama yang berada di kota tersebut sambil berdakwah.. Setelah itu beliaupun kembali ke kampung halamannya di Kota Tarim. Bertahun-tahun kota itu beliau tinggalkan dan waktu dihabiskan untuk belajar, berdakwah guna membentuk ruh Islami orang-orang di sekelilingnya, menyebarkan seruan dan menyerukan yang benar serta melarang yang salah (ber-amar ma’ruf nahi munkar). Pada tahun 1414 H, bertepatan dengan tahun 1993 M, beliaupun mengabadikan ajaran-ajarannya dengan membangun Pondok Pesantren Darul Mustafa. Beliau mendirikan Pondok Pesantren Darul Mustafa tersebut dengan tiga tujuan: Pertama, mengajarkan berbagai disiplin ilmu keislaman secara ber-talaqqi (bertatap muka) dan para pengajarnya adalah para ahli yang memiliki sanad keilmuan yang dapat dipertanggung jawabkan. Kedua, menyucikan diri dan memperbaiki akhlak. Ketiga, menyebarkan ilmu yang bermanfaat serta berdakwah menyeru kepada jalan yang diridhai Allah subhanallahu ta’ala dan sesuai dengan apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah dan para salafuna shalihin.. Darul Mustafa merupakan hadiah terbesar beliau bagi dunia. Dari pesantren inilah ajaran para salafuna shalihin diserukan, hingga menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dalam waktu yang demikian singkat, penduduk Tarim telah menyaksikan berkumpulnya para murid dari berbagai daerah yang jauh bersatu di satu kota yang hampir terlupakan karena pernah dikuasai oleh kaum atheis komunis. Para muridnya banyak berasal dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Kepulauan Comoro, Tanzania, Kenya, Sudan, Mesir, Inggris, Pakistan, Amerika Serikat, Kanada, Yaman, Oman, Emirat, Saudi Arabia, syuria dan juga dari negara-negara Arab lainnya. Habib Umar adalah seorang orator ulung, da’i yang ikhlas, setiap khutbah dan tausiah yang beliau sampaikan membuat dejak kagum bagi orang yang menyimaknya. Tidak berlebihan kalau beliau dijuluki “Singa Podium”. Bagaimana tidak, setiap orang yang mendengarkan ceramahnya, sekeras apapun hatinya pasti akan menitikkan air mata, walupun orang yang menyimaknya tidak mengerti bahasa arab. Selain da’i Habib Umar juga merupakan seorang yang mumpuni dalam ilmu hadis. beliau banyak hafal hadis berikut matan dan sanadnya dari dirinya hingga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam. Selain itu beliau juga ahli dalam ilmu tafsir Al-Qur’an. Malam harinya beliau pergunakan, beribadah dan bertafakur kehadirat Allah. Sedangkan siang harinya beliau pergunakan untuk khidmah kepada umat. Pernah dikasahkan pada suatu hari seorang tamu bersikeras ingin duduk bersama beliau hingga tengah malam, lalu Habib Umar izin kepada tamu tersebut untuk shalat malam, dan tamu tersebut berkata: “Baiklah Habib tapi saya tetap akan menunggu anda”, maka Habib Umar pun mengangguk, lalu beliau tidak keluar dari tempat shalatnya hingga kemudian dikumandangkannya adzan subuh, maka Tamu itupun berkata: “Habibana, antum meninggalkan saya hingga subuh?”, beliau berkata: “Maafkan saya, aku bertamu kepada yang maha tunggal dan jika aku bertamu kepada-Nya, aku merasakan kelezatan dan aku lupa pada semua selain-Nya”. Habib Umar tinggal di Tarim, Hadramaut, Yaman Selatan. Selain aktif berdakwah di berbagai belahan dunia, beliau juga mengawasi perkembangan Pondok Pesantren Darul Mustafa dan berbagai sekolah lain yang telah dibangun di bawah manajemen beliau. Darul Mustafa kini telah memiliki lebih dari 30 cabang yang tersebar di berbagai tempat di Hadramaut, Yaman Utara, Emirat, Hijaz, Indonesia, Malaysia. Para murid yang telah belajar di Darul Mustafa kemudian berdakwah di daerah asalnya masing-masing. Mereka menyampaikan apa-apa yang telah mereka peroleh dari ilmu yang telah di ajarkan oleh Habib Umar untuk menyebarkan kebaikan serta rahmat bagi makhluk Allah. Selain melakukan kaderisasi, Habib Umar juga merupakan ulama yang produktif dalam menulis. Beberapa kitab karangannya antara lain: Is’af At-Thalibi, Ridho Al-Kholaq bi bayan Makarimal Akhlaq, Taujihat At-Thullab, Syarah Mandzumah -Sanad Al-‘Ulwi, Adz-Dzakirah Al-Musyarrafah.       Dan karya beliau yang paling monumental adalah Dhiyaullami’ bidzikri Mauliduhu Asy-syafi’, yang berisi bait-bait syair pujian terhadap Rasulullah, di Indonesia lebih dikenal dengan Maulid Dhiyaullami’ atau Maulid Habib Umar. Hingga saat ini beliau masih memegang peran aktif dalam penyebaran dakwah Islam, sedemikian aktifnya sehingga beliau meluangkan hampir sepanjang tahunnya mengunjungi berbagai negara di seluruh dunia demi melakukan kegiatan-kegiatan mulianya. Tidak ketinggalan pula di Indonesia. Tahun 1994 M adalah awal kedatangan beliau ke Indonesia. Sebelumnya Al-Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi, Solo mengeluh kepada Al-Imam Al-‘Arif billah Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf, Jeddah tentang keadaan para Alawiyin di Indonesia yang mulai jauh dan lupa akan nilai-nilai ajaran para leluhurnya. Lalu Al-Habib Abdul Qadir pun mengutus Habib Umar bin Hafidz untuk mengingatkan dan menggugah ghirah para Alawiyin di Indonesia. Kini, setiap awal Bulan Muharram beliau sempatkan datang ke Indonesia guna memberikan nasehat, ilmu serta mengingatkan kita akan Thariqah Alawiyin. Semoga Allah menjaga kesehatan Beliau, memanjangkan usia beliau, memudahkan segala urusan beliau, menjadikan keturunnanya dan para anak muridnya sebagai penerus dakwah beliau dan menggolongkan kita semua termasuk sebagai orang-orang yang suka berkumpul bersama kaum shalihin seperti beliau. Aamiin Allahumma Aamiin
Oleh: Sayyid Abdul Qadir Umar Mauladdawilah
(Dikutip dari buku “Habib Umar bin Hafidz Singa Podium”)

Apa dan apa dan siapa Habibana Munzir bin Fuadz Al Musawwa ?


Silsilah/nasab habib munzir :
Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin ALi Zainal Abidin bin Husein Dari Sayyidatina Fathimah Azahra Putri Rasul saw.
Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana, beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas cianjur jawa barat.”
Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, saya dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393 H.
Setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syariah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman, selama empat tahun, disana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur’an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
saya adalah seorang anak yg sangat dimanja oleh ayah saya, ayah saya selalu memanjakan saya lebih dari anaknya yg lain, namun dimasa baligh, justru saya yg putus sekolah, semua kakak saya wisuda, ayah bunda saya bangga pada mereka, dan kecewa pada saya, karena saya malas sekolah, saya lebih senang hadir majelis maulid Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin Hud Alalttas, dan Majelis taklim kamis sore di empang bogor, masa itu yg mengajar adalah Al Marhum Al Allamah Alhabib Husein bin Abdullah bin Muhsin Alattas dg kajian Fathul Baari.
sisa hari hari saya adalah bershalawat 1000 siang 1000 malam, zikir beribu kali, dan puasa nabi daud as, dan shalat malam berjam jam, saya pengangguran, dan sangat membuat ayah bunda malu.
ayah saya 10 tahun belajar dan tinggal di Makkah, guru beliau adalah Almarhum Al Allamah Alhabib Alwi Al Malikiy, ayah dari Al Marhum Al Allamah Assayyid Muhammad bin Alwi Al Malikiy, ayah saya juga sekolah di Amerika serikat, dan mengambil gelar sarjana di New york university.
almarhum ayah sangat malu, beliau mumpuni dalam agama dan mumpuni dalam kesuksesan dunia, beliau berkata pada saya : kau ini mau jadi apa?, jika mau agama maka belajarlah dan tuntutlah ilmu sampai keluar negeri, jika ingin mendalami ilmu dunia maka tuntutlah sampai keluar negeri, namun saranku tuntutlah ilmu agama, aku sudah mendalami keduanya, dan aku tak menemukan keberuntungan apa apa dari kebanggaan orang yg sangat menyanjung negeri barat, walau aku sudah lulusan New York University, tetap aku tidak bisa sukses di dunia kecuali dg kelicikan, saling sikut dalam kerakusan jabatan, dan aku menghindari itu.
maka ayahanda almarhum hidup dalam kesederhanaan di cipanas, cianjur, Puncak. Jawa barat, beliau lebih senang menyendiri dari ibukota, membesarkan anak anaknya, mengajari anak2nya mengaji, ratib, dan shalat berjamaah.
namun saya sangat mengecewakan ayah bunda karena boleh dikatakan : dunia tidak akhiratpun tidak.

namun saya sangat mencintai Rasul saw, menangis merindukan Rasul saw, dan sering dikunjungi Rasul saw dalam mimpi, Rasul saw selalu menghibur saya jika saya sedih, suatu waktu saya mimpi bersimpuh dan memeluk lutut beliau saw, dan berkata wahai Rasulullah saw aku rindu padamu, jangan tinggalkan aku lagi, butakan mataku ini asal bisa jumpa dg mu.., ataukan matikan aku sekarang, aku tersiksa di dunia ini,,, Rasul saw menepuk bahu saya dan berkata :
munzir, tenanglah, sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah jumpa dgn ku.., 
maka saya terbangun..
akhirnya karena ayah pensiun, maka ibunda membangun losmen kecil didepan rumah berupa 5 kamar saja, disewakan pada orang yg baik baik, untuk biaya nafkah, dan saya adalah pelayan losmen ibunda saya.
setiap malam saya jarang tidur, duduk termenung dikursi penerimaan tamu yg cuma meja kecil dan kursi kecil mirip pos satpam, sambil menanti tamu, sambil tafakkur, merenung, melamun, berdzikir, menangis dan shalat malam demikian malam malam saya lewati,
siang hari saya puasa nabi daud as, dan terus dilanda sakit asma yg parah, maka itu semakin membuat ayah bunda kecewa, berkata ibunda saya : kalau kata orang, jika banyak anak, mesti ada satu yg gagal, ibu tak mau percaya pada ucapan itu, tapi apakah ucapan itu kebenaran?.
saya terus menjadi pelayan di losmen itu, menerima tamu, memasang seprei, menyapu kamar, membersihkan toilet, membawakan makanan dan minuman pesanan tamu, berupa teh, kopi, air putih, atau nasi goreng buatan ibunda jika dipesan tamu.
sampai semua kakak saya lulus sarjana, saya kemudian tergugah untuk mondok, maka saya pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf di Bukit duri jakarta selatan, namun hanya dua bulan saja, saya tidak betah dan sakit sakitan karena asma terus kambuh, maka saya pulang.
ayah makin malu, bunda makin sedih, lalu saya prifat saja kursus bahasa arab di kursus bahasa arab assalafi, pimpinan Almarhum Hb Bagir Alattas, ayahanda dari hb Hud alattas yg kini sering hadir di majelis kita di almunawar.
saya harus pulang pergi jakarta cipanas yg saat itu ditempuh dalam 2-3 jam, dg ongkos sendiri, demikian setiap dua kali seminggu, ongkos itu ya dari losmen tsb.
saya selalu hadir maulid di almarhum Al Arif Billah Alhabib Umar bin Hud alattas yg saat itu di cipayung, jika tak ada ongkos maka saya numpang truk dan sering hujan hujanan pula.
sering saya datang ke maulid beliau malam jumat dalam keadaan basah kuyup, dan saya diusir oleh pembantu dirumah beliau, karena karpet tebal dan mahal itu sangat bersih, tak pantas saya yg kotor dan basah menginjaknya, saya terpaksa berdiri saja berteduh dibawah pohon sampai hujan berhenti dan tamu tamu berdatangan, maka saya duduk dil;uar teras saja karena baju basah dan takut dihardik sang penjaga.
saya sering pula ziarah ke luar batang, makam Al Habib husein bin Abubakar Alaydrus, suatu kali saya datang lupa membawa peci, karena datang langsung dari cipanas, maka saya berkata dalam hati, wahai Allah, aku datang sebagai tamu seorang wali Mu, tak beradab jika aku masuk ziarah tanpa peci, tapi uangku pas pasan, dan aku lapar, kalau aku beli peci maka aku tak makan dan ongkos pulangku kurang..,
maka saya memutuskan beli peci berwarna hijau, karena itu yg termurah saat itu di emperan penjual peci, saya membelinya dan masuk berziarah, sambil membaca yaasin utk dihadiahkan pada almarhum, saya menangisi kehidupan saya yg penuh ketidak tentuan, mengecewakan orang tua, dan selalu lari dari sanak kerabat, karena selalu dicemooh, mereka berkata : kakak2mu semua sukses, ayahmu lulusan makkah dan pula new york university, koq anaknya centeng losmen..
maka saya mulai menghindari kerabat, saat lebaranpun saya jarang berani datang, karena akan terus diteror dan dicemooh.
walhasil dalam tangis itu saya juga berkata dalam hati, wahai wali Allah, aku tamumu, aku membeli peci untuk beradab padamu, hamba yg shalih disisi Allah, pastilah kau dermawan dan memuliakan tamu, aku lapar dan tak cukup ongkos pulang..,
lalu dalam saya merenung, datanglah rombongan teman teman saya yg pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf dg satu mobil, mereka senang jumpa saya, sayapun ditraktir makan, saya langsung teringat ini berkah saya beradab di makam wali Allah..
lalu saya ditanya dg siapa dan mau kemana, saya katakan saya sendiri dan mau pulang ke kerabat ibu saya saja di pasar sawo, kb Nanas Jaksel, mereka berkata : ayo bareng saja, kita antar sampai kebon nanas, maka sayapun semakin bersyukur pada Allah, karena memang ongkos saya tak akan cukup jika pulang ke cipanas, saya sampai larut malam di kediaman bibi dari Ibu saya, di ps sawo kebon nanas, lalu esoknya saya diberi uang cukup untuk pulang, sayapun pulang ke cipanas..
tak lama saya berdoa, wahai Allah, pertemukan saya dg guru dari orang yg paling dicintai Rasul saw, maka tak lama saya masuk pesantren Al Habib Hamid Nagib bin Syeikh Abubakar di Bekasi timur, dan setiap saat mahal qiyam maulid saya menangis dan berdoa pada Allah untuk rindu pada Rasul saw, dan dipertemukan dg guru yg paling dicintai Rasul saw, dalam beberapa bulan saja datanglah Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh ke pondok itu, kunjungan pertama beliau yaitu pd th 1994.
selepas beliau menyampaikan ceramah, beliau melirik saya dg tajam.., saya hanya menangis memandangi wajah sejuk itu.., lalu saat beliau sudah naik ke mobil bersama almarhum Alhabib Umar maula khela, maka Guru Mulia memanggil Hb Nagib Bin Syeikh Abubakar, Guru mulia berkata bahwa beliau ingin saya dikirim ke Tarim Hadramaut yaman untuk belajar dan menjadi murid beliau,
Guru saya hb Nagib bin syeikh abubakar mengatakan saya sangat belum siap, belum bisa bahasa arab, murid baru dan belum tahu apa apa, mungkin beliau salah pilih..?, maka guru mulia menunjuk saya, itu.. anak muda yg pakai peci hijau itu..!, itu yg saya inginkan.., maka Guru saya hb Nagib memanggil saya utk jumpa beliau, lalu guru mulia bertanya dari dalam mobil yg pintunya masih terbuka : siapa namamu?, dalam bahasa arab tentunya, saya tak bisa menjawab karena tak faham, maka guru saya hb Nagib menjawab : kau ditanya siapa namamu..!, maka saya jawab nama saya, lalu guru mulia tersenyum..
keesokan harinya saya jumpa lagi dg guru mulia di kediaman Almarhum Hb bagir Alattas, saat itu banyak para habaib dan ulama mengajukan anaknya dan muridnya untuk bisa menjadi murid guru mulia, maka guru mulia mengangguk angguk sambil kebingungan menghadapi serbuan mereka, lalu guru mulia melihat saya dikejauhan, lalu beliau berkata pada almarhum hb umar maula khela : itu.. anak itu.. jangan lupa dicatat.., ia yg pakai peci hijau itu..!,
guru mulia kembali ke Yaman, sayapun langsung ditegur guru saya hb Nagib bin syekh abubakar, seraya berkata : wahai munzir, kau harus siap siap dan bersungguh sungguh, kau sudah diminta berangkat, dan kau tak akan berangkat sebelum siap..
dua bulan kemudian datanglah Almarhum Alhabib Umar maula khela ke pesantren, dan menanyakan saya, alm hb umar maulakhela berkata pada hb nagib : mana itu munzir anaknya hb Fuad almusawa?, dia harus berangkat minggu ini, saya ditugasi untuk memberangkatkannya, maka hb nagib berkata saya belum siap, namun alm hb umar maulakhela dg tegas menjawab : saya tidak mau tahu, namanya sudah tercantum untuk harus berangkat, ini pernintaan AL Habib Umar bin Hafidh, ia harus berangkat dlm dua minggu ini bersama rombongan pertama..
saya persiapkan pasport dll, namun ayah saya keberatan, ia berkata : kau sakit sakitan, kalau kau ke Mekkah ayah tenang, karena banyak teman disana, namun ke hadramaut itu ayah tak ada kenalan, disana negeri tandus, bagaimana kalau kau sakit?, siapa yg menjaminmu..?,
saya pun datang mengadu pd Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin hud Alattas, beliau sudah sangat sepuh, dan beliau berkata : katakan pada ayahmu, saya yg menjaminmu, berangkatlah..
saya katakan pada ayah saya, maka ayah saya diam, namun hatinya tetap berat untuk mengizinkan saya berangkat, saat saya mesti berangkat ke bandara, ayah saya tak mau melihat wajah saya, beliau buang muka dan hanya memberikan tangannya tanpa mau melihat wajah saya, saya kecewa namun saya dg berat tetap melangkah ke mobil travel yg akan saya naiki, namun saat saya akan naik, terasa ingin berpaling ke belakang, saya lihat nun jauh disana ayah saya berdiri dipagar rumah dg tangis melihat keberangkatan saya…, beliau melambaikan tangan tanda ridho, rupanya bukan beliau tidak ridho, tapi karena saya sangat disayanginya dan dimanjakannya, beliau berat berpisah dg saya, saya berangkat dg airmata sedih..
saya sampai di tarim hadramaut yaman dikediaman guru mulia, beliau mengabsen nama kami, ketika sampai ke nama saya dan beliau memandang saya dan tersenyum indah,
tak lama kemudian terjadi perang yaman utara dan yaman selatan, kami di yaman selatan, pasokan makanan berkurang, makanan sulit, listrik mati, kamipun harus berjalan kaki kemana mana menempuh jalan 3-4km untuk taklim karena biasanya dg mobil mobil milik guru mulia namun dimasa perang pasokan bensin sangat minim
suatu hari saya dilirik oleh guru mulia dan berkata : Namamu Munzir.. (munzir = pemberi peringatan), saya mengangguk, lalu beliau berkata lagi : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak…!
maka saya tercenung.., dan terngiang ngiang ucapan beliau : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak…?, saya akan punya jamaah?, saya miskin begini bahkan untuk mencuci bajupun tak punya uang untuk beli sabun cuci..
saya mau mencucikan baju teman saya dg upah agar saya kebagian sabun cucinya, malah saya dihardik : cucianmu tidak bersih…!, orang lain saja yg mencuci baju ini..
maka saya terpaksa mencuci dari air bekas mengalirnya bekas mereka mencuci, air sabun cuci yg mengalir itulah yg saya pakai mencuci baju saya
hari demi hari guru mulia makin sibuk, maka saya mulai berkhidmat pada beliau, dan lebih memilih membantu segala permasalahan santri, makanan mereka, minuman, tempat menginap dan segala masalah rumah tangga santri, saya tinggalkan pelajaran demi bakti pada guru mulia membantu beliau, dengan itu saya lebih sering jumpa beliau.

2 tahun di yaman ayah saya sakit, dan telepon, beliau berkata : kapan kau pulang wahai anakku..?, aku rindu..?
saya jawab : dua tahun lagi insya Allah ayah..
ayah menjawab dg sedih ditelepon.. duh.. masih lama sekali.., telepon ditutup, 3 hari kemudian ayah saya wafat..
saya menangis sedih, sungguh kalau saya tahu bahwa saat saya pamitan itu adalah terakhir kali jumpa dg beliau.. dan beliau buang muka saat saya mencium tangan beliau, namun beliau rupanya masih mengikuti saya, keluar dari kamar, keluar dari rumah, dan berdiri di pintu pagar halaman rumah sambil melambaikan tangan sambil mengalirkan airmata.., duhai,, kalau saya tahu itulah terakhir kali saya melihat beliau,., rahimahullah..[/i]
tak lama saya kembali ke indonesia, tepatnya pada 1998, mulai dakwah sendiri di cipanas, namun kurang berkembang, maka say mulai dakwah di jakarta, saya tinggal dan menginap berpindah pindah dari rumah kerumah murid sekaligus teman saya, majelis malam selasa saat itu masih berpindah pindah dari rumah kerumah, mereka murid2 yg lebih tua dari saya, dan mereka kebanyakan dari kalangan awam, maka walau saya sudah duduk untuk mengajar, mereka belum datang, saya menanti, setibanya mereka yg cuma belasan saja, mereka berkata : nyantai dulu ya bib, ngerokok dulu ya, ngopi dulu ya, saya terpaksa menanti sampai mereka puas, baru mulai maulid dhiya’ullami.., jamaah makin banyak, mulai tak cukup dirumah rumah, maka pindah pindah dari musholla ke musholla,. jamaah makin banyak, maka tak cukup pula musholla, mulai berpindah pindah dari masjid ke masjid,
lalu saya membuka majelis dihari lainnya, dan malam selasa mulai ditetapkan di masjid almunawar, saat itu baru seperempat masjid saja, saya berkata : jamaah akan semakin banyak, nanti akan setengah masjid ini, lalu akan memenuhi masjid ini, lalu akan sampai keluar masjid insya Allah.. jamaah mengaminkan..
mulailah dibutuhkan kop surat, untuk undangan dlsb, maka majelis belum diberi nama, dan saya merasa majelis dan dakwah tak butuh nama, mereka sarankan majelis hb munzir saja, saya menolak, ya sudah, majelis rasulullah saw saja,
kini jamaah Majelis Rasulullah sudah jutaan, di Jabodetabek, jawa barat, banten, jawa tengah, jawa timur, bali, mataram, kalimantan, sulawesi, papua, singapura, malaysia, bahkan sampai ke Jepang, dan salah satunya kemarin hadir di majelis haul badr kita di monas, yaitu Profesor dari Jepang yg menjadi dosen disana, dia datang keindonesia dan mempelajari bidang sosial, namun kedatangannya juga karena sangat ingin jumpa dg saya, karena ia pengunjung setia web ini, khususnya yg versi english..
sungguh agung anugerah Allah swt pada orang yg mencintai Rasulullah saw, yg merindukan Rasulullah saw…
itulah awal mula hamba pendosa ini sampai majelis ini demikian besar, usia saya kini 38 tahun jika dg perhitungan hijriah, dan 37 th jika dg perhitungan masehi, saya lahir pd Jumat pagi 19 Muharram 1393 H, atau 23 februari 1973 M.
perjanjian Jumpa dg Rasul saw adalah sblm usia saya tepat 40 tahun, kini sudah 1432 H,
mungkin sblm sempurna 19 Muharram 1433 H saya sudah jumpa dg Rasul saw, namun apakah Allah swt akan menambah usia pendosa ini..?
Wallahu a’lam
Adapun guru-guru beliau antara lain:

-Habib Umar bin Hud Al-Athas (cipayung)
-Habib Aqil bin Ahmad Alaydarus
-Habib Umar bin Abdurahman Assegaf -Habib Hud Bagir Al-Athas
-Al Ustadz Al-Habib Nagib bin Syeikh Abu Bakar (Pesantren Al-Khairat)
-Al Imam Al Allamah Al Arifbillah Al Hafidh Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim (Rubath Darul Mustafa,Hadramaut)
juga sering hadir di majelisnya Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Habib Salim Asy-Syatiri (Rubath Tarim).
Dan yang paling berpengaruh didalam membentuk kepribadian beliau adalah Guru mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim.
Salah satu sanad Guru beliau adalah:
Al-Habib Munzir bin fuad Al-Musawa berguru kepada Guru Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Musnid Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Assyatiri,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (simtuddurar),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur (shohibulfatawa),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husen bin Thohir,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf Assegaf,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Habib Al-Hafizh Ahmad bin Zein Al-Habsyi,
Dan beliau berguru kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (shohiburratib),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husein bin Abubakar bin Salim,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin),
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abubakar (assakran),
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman Assegaf,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad Mauladdawilah,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alwi Al-ghayur,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbath,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Khali’ Qasam bin Alwi,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Muhammad,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alwi,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Ubaidillah,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Arrumiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Ja’far Asshadiq,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ja’far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Zainal Abidin Assajjad,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Husein ra,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Ali bin Abi Thalib ra,
Dan beliau berguru kepada Semulia-mulia Guru, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW, maka sebaik-baik bimbingan guru adalah bimbingan Rasulullah SAW.
Sanad guru beliau sampai kepada Rasulullah SAW, begitu pula nasabnya.

Demikian biografi singkat ini di buat.Mohon maaf apabila ada kesalahan.sumber: www.majelisrasulullah.org dan berbagai sumber lainnya"

Sunday, December 4, 2011

Kisah Cinta 100 Hari



Pada suatu hari Peter dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asyik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.

Tina: ‘Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku.’

Peter: ‘kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua saja yang tidak punya pasangan sekarang.’ (keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)

Tina: ‘Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?’
Peter: ‘Eh? permainan apaan?’

Tina: ‘Eng… gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?’
Peter: ‘baiklah… lagian aku juga gak ada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan.’
Tina: ‘Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya… semangat dong! hari ini akan jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?’
Peter: ‘Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen deh. katanya film itu bagus’

Tina: ‘OK dech…. Yuk kita pergi sekarang…. ntar pulang nonton kita ke karaoke ya… ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru.’
Peter : ‘Boleh juga…’
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter mengantarkan Tina pulang malam harinya)

Hari ke 2:
Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe, suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Tina.

Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat Peter. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.

Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Peter. Tangan tina terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter memijit-mijit tangan Tina dengan lembut.

Hari ke 25:
Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay. Bulan sudah menampakkan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya.

Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit, dan melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke 41:
Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter. Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharu menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.

Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama, dan mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.

Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China. Tina penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya mengatakan ‘Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang’. Kemudian peramal itu meneteskan air mata.

Hari ke 84:
Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai. Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan,merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka.
Matahari terbenam, dan mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:
Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana.
Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.

15:20 pm
Tina: ‘Aku haus. Istirahat dulu yuk sebentar. ‘
Peter: ‘Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?’
Tina: ‘Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari ini. Sebentar ya’
Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta selalu macet.

15:30 pm
Peter sudah menunggu selama 10 menit and Tina belum kembali juga.
Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah panik.
Peter : ‘Ada apa pak?’
Orang asing: ‘Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu adalah temanmu’

Peter segera berlari bersama dengan orang asing itu. Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang, tergeletak tubuh Tina bersimbah darah, masih memegang botol minumannya. Peter segera melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit terdekat. Peter duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit. Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.

23:53 pm
Dokter: ‘Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan surat ini dalam kantung bajunya.’

Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya pucat tetapi terlihat damai. Peter duduk disamping pembaringan tina dan menggenggam tangan Tina dengan erat.

Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya. Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Tina untuknya.

Surat Untuk Peter

Dear Peter…
ke 100 hari kita sudah hampir berakhir. Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku. Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku. Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya. Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh malam itu di pantai, Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku. Peter, aku sangat sayang padamu.

23:58
Peter: ‘Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku? Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya. Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! Jari yang kita lalui baru berjumlah 99 hari! Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama! Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku kesepian! Tina, Aku sayang kamu…!

Menjemput Tulang Rusuk

Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, Dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka Dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. Ya, tentang cinta.

Dara : "Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?"
Raka : "Kamu dong.."
Dara : "Menurut kamu, aku ini siapa?"
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) "Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam Dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang Dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati."

Setelah menikah, Dara Dan Raka mengalami masa yang indah Dan manis untuk sesaat.

Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing Dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian Dan cinta satu sama lain.

Mereka mulai bertengkar Dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu Hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama aku!" Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara Dan secara spontan balik Berteriak, "Aku menyesal Kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!"

Tiba-tiba Dara menjadi terdiam, berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air Yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.

Dengan berlinang air Mata, Dara kembali ke rumah Dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan Kita berpisah Dan mencari pasangan sejati masing-masing. "

Lima tahun berlalu..

Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, Dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, Merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.

Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, IA merasakan Ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.

Suatu Hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan Dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, Mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : "Apa kabar?"
Dara : "Baik... Ngg.. Apakah kamu sudah menemukan tulang rusukmu yang
hilang?"
Raka : "Belum.."
Dara : "Aku terbang ke New York di penerbangan berikut."
Raka : "Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon Kita, belum Ada yang berubah. Tidak akan Ada yang Berubah."

Dara tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye...."

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya Dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang Rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling Kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal"

Monday, November 7, 2011

Apa yang salah dengan Ayah?

Assalaamu’alaaikum, jamaah oh jamaah. akhirnya balik lagi nih. ada cerita inspirasi dari seorang mahatma gandhi. untuk itu langsung aja deh dibaca..

Dr. Arun Gandhi cucu dari mendiang Mahatma Gandhi pernah menceritakan
satu kisah dalam hidupnya yang sungguh mengesankan, sebagai berikut.
Kala itu usia saya kira-kira masih 16 tahun dan saya tinggal bersama
kedua orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya
Mahatma Gandhi. Kami tinggal disebuah perkebunan tebu kira-kira 18
mil jauhnya dari kota Durban, Afrika Selatan. Rumah kami jauh di
pelosok desa terpencil sehingga hampir tidak memiliki tetangga.

Oleh karena itu saya dan kedua saudara perempuan saya sangat senang
sekali bila ada kesempatan untuk bisa pergi ke pusat kota, untuk
sekedar mengunjungi rekan atau terkadang menonton film dibioskop.
Pada suatu hari kebetulan ayah meminta saya menemani beliau ke kota
untuk menghadiri suatu konferensi selama seharian penuh. Bukan main
girangnya saya saat itu.
Karena ibu tahu kami hendak ke kota maka ibu menitipkan daftar panjang
belajaan yang ia butuhkan, disamping itu ayah juga memberikan beberapa
tugas kepada saya, termasuk salah satunya adalah memperbaiki mobil
dibengkel.
Pagi itu setelah kami tiba ditempat konferensi; ayah berkata kepada
saya; ” Arun; jemput ayah disini ya, nanti jam 5 sore….dan kita akan
pulang bersama-sama”. Baik ayah, saya akan berada disini tepat jam 5
sore. Jawab saya dengan penuh keyakinan.
Setelah itu saya segera meluncur untuk menyelesaikan tugas yang
dititipkan ayah dan ibu kepada saya satu persatu. Sampai akhirnya
hanya tinggal satu pekerjaan yang tersisa yakni menunggu mobil selesai
dari bengkel.
Sambil menunggu mobil diperbaiki tidak ada salahnya aku pikir untuk
mengisi waktu senggangku dengan pergi ke bioskop menonton sebuah film.
Saking asyiknya nonton ternyata saat saya melihat jam; waktu sudah
menunjukkan pukul 17.30, sementara saya janji menjemput ayah pukul
17.00.
Segera saja saya melompat dan buru-buru menuju bengkel untuk mengambil
mobil, dan segera menjemput ayah yang sudah hampir satu jam menunggu.
Saat saya tiba sudah hampir pukul 18.00 sore.
Dengan gelisah ayah bertanya pada saya; Arun! kenapa kamu terlambat
menjemput ayah..?
Saat itu saya merasa bersalah dan sangat malu untuk mengakui bahwa
saya tadi keasyikan nonton film, sehingga saya terpaksa berbohong
dengan mengatakan; ” Maaf Ayah” ”Tadi mobilnya belum selesai di
perbaiki sehingga Arun harus menunggu.”
Ternyata tanpa sepengathuan saya , ayah sudah terlebih dahulu menelpon
bengkel mobil tersebut, sehingga ayah tahu jika saya berbohong; Lalu
wajah ayah tertunduk sedih; sambil menatap saya ayah berkata; ”Arun
sepertinya ada sesuatu yang salah dengan ayah dalam mendidik dan
membesarkan kamu”; ”sehingga kamu tidak punya keberanian untuk
berbicara jujur kepada ayah”.
Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarlah ayah pulang dengan
berjalan kaki; sambil merenungkan dimana letak kesalahannya.
Lalu dengan tetap masih berpakaian lengkap ayah mulai berjalan kaki
menuju jalan pulang kerumah.
Padahal hari sudah mulai gelap dan jalanan semakin tidak rata. Saya
tidak sampai hati meninggalkan ayah sendirian seperti itu; meskipun
ayah telah ditawari naik, beliau tetap berkeras untuk terus berjalan
kaki, akhirnya saya mengendarai mobil pelan-pelan dibelakang beliau,
dan tak terasa air mata saya menitik melihat penderiataan yang dialami
beliau hanya karena kebohongan bodoh yang telah saya lakukan. Sungguh
saya begitu menyesali perbuatan saya
tersebut.
Sejak saat itu seumur hidup, saya selalu berkata jujur pada siapapun.
Sering sekali saya mengenang kejadian itu dan merasa begitu terkesan;
seandainya saja saat itu ayah menghukum saya sebagai mana pada umumnya
orang tua menghukum anaknya yang berbuat salah; kemungkinan saya akan
menderita atas hukuman itu; dan mungkin hanya sedikit saja menyadari
kesalahan saya.
Tapi dengan satu tindakan mengevaluasi diri yang dilakukan ayah;
meskipun tanpa kekerasan justru telah memiliki kekuatan yang luar
biasa untuk bisa mengubah diri saya sepenuhnya.
Saya selalu mengingat kejadian itu seolah-olah seperti baru terjadi kemarin.
Para orang tua……… ..
Ayah Dr Arun Gandi tersebut sungguh seorang ayah dan guru yang luar
biasa dalam mendidik anaknya. Sebuah kisah emas untuk para orang tua
dalam mendidik dan membesarkan anak-anak.
Kisah ini begitu menginspirasi saya secara pribadi; untuk selalu
mengevaluasi diri manakala anak-anak tercinta saya mulai menunjukkan
prilaku yang kurang terpuji ya, saya membiasakan diri untuk selalu
bertanya :
“Apa yang salah dari saya mengapa anak saya bisa seperti itu …?”

Thursday, November 3, 2011

Never you regret all the things happened


Assalamu alaikum teman-teman semua, semoga baik-baik aja. benar kata orang perpisahan itu hal yang pahit, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan entah itu kapan waktunya, bisa hari ini, lusa, besok, satu tahun lagi, mungkin detik ini. dua kali hal ini terjadi dua sahabat saya telah pergi, entah kemana mereka pergi tapi yang pasti mereka akan tetap dihati. :) hidup kita punya pilihan, pilihlah yang nyaman menurut kita jangan hanya nyaman sesaat. jadi ingat syairnya imam syafi'i, syair ini diajarkan di pondok tingkat satu "Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang" . perjalanan masih cukup panjang kawan. Kalau dengerin lagunya D’masiv yang judulnya jangan menyerah jadi tambah semangat. “Never Give Up” 

Not a human was born perfect

never you regret all the things happened

definitely we have gone through hardships

feels like this life is just meaningless

be grateful for everything we have

life is a bless

continue walking this life

giving it the best

not a human was born perfect

never you regret all the things happened

Wednesday, November 2, 2011

Seandainya Al Quran Bicara!!

 Shobahul khair, kemarin habis baca-baca artikel, eh ketemu artikel yang judulnya "Seandainya Al Quran Bicara!! ". habis baca ini hati terasa tersentuh banget, untuk itu langsung baca aja deh ....

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku, Dengan wudu’ aku kau sentuh dalam keadaan suci Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari, Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari, Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra.



Sekarang engkau telah dewasa…
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku, Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah, Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya. Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu. Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa, Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan. Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian. Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu…pagi-pagi…surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman. Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau…..,Sekarang… pagi-pagi sambil minum kopi…engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV.
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia. Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa. Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan…

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku (Basmalah). Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi, Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu. Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu. Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku.

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja, Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu, Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun, E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan, Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu, Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku.

Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV, Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga. Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk, Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah. Waktupun cepat berlalu…aku menjadi semakin kusam dalam lemari, Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu. Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali Itupun hanya beberapa lembar dariku, Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu, Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ?
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba, Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya, Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu…
Setiap saat berlalu…kuranglah jatah umurmu…

Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.
Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati………………..…..
Di kuburmu nanti…………………

Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan, Yang akan membantu engkau membela diri, Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu, Dari perjalanan di alam akhirat. Tapi Akulah “Qur’an” kitab sucimu, Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu
.
Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari…..
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci…..
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui…..
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah…..
Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu…..
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu…..
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu…..
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu…..
Sentuhilah aku kembali…..
Baca dan pelajari lagi aku…..
Setiap datangnya pagi dan sore hari…..
Seperti dulu….dulu sekali…..
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos…..
Di surau kecil kampungmu yang damai Jangan aku engkau biarkan sendiri…..
Dalam bisu dan sepi…..

Nah gimana, sedih banget yach rasanya. kita sebagai umat islam lebih senang baca koran, novel, komik, nonton film. yuk sama-sama kita usahakan minimal satu ayat sehari. dengan niat semoga dengan membaca Al-Quran Allah SWT akan membuka mata hati kita, sekaligus dimudahkan segalah masalah kita., semoga kelak kita tidak termasuk sebagai orang - orang yang mendapatkan syafaat dari membaca Al-Quran, Amiien...


sumber : http://majalahummatie.wordpress.com

Monday, October 31, 2011

10 Nasehat Bijak Einstein Tentang Hidup Sukses


1. Buntuti Terus Rasa Ingin Tahu Anda
"Saya bukan memiliki bakat khusus. Hanya selalu menikmati rasa ingin tahu saja."

Membaca kutipan Einstein di atas membuat kita bertanya-tanya. Seperti apa rasa ingin tahu itu? Saya selalu bertanya-tanya mengapa ada orang sukses, sementara banyak lainnya gagal?

Karena itu banyak-banyaklah menghabiskan banyak waktu membaca banyak bahan. Mencari tahu koneksi berbagai hal terhadap kata 'sukses'. Mengejar jawaban rasa ingin tahu Anda adalah kunci rahasia kesukesan.



2. Tekun itu Tak Ternilai


"Saya bukannya pintar, boleh dikatakan hanya bertahan lebih lama menghadapi masalah."

Bayangkan seekor kura-kura di tengah rimba gunung, sementara dia ingin menuju pantai. Atau, apakah Anda setekun tunas mangga terus-menerus bertumbuh, berkembang sehingga akhirnya berbuah?

Ada ungkapan bagus yang popular di kalangan pegawai pos, 'Selembar prangko menjadi bernilai hanya karena ketika dia menempel pada surat hingga mengantarnya sampai ke tujuan'. Jadilah seperti prangko, selesaikan apa yang sudah Anda mulai.



3. Fokus pada saat ini.

"Seorang pria yang bisa menyetir dengan aman sementara mencium gadis cantik, sebenarnya tidak memberi penghargaan yang layak untuk ciumannya itu."

Einstein kok ngomongin tentang ciuman ya? Ah, itu kan hanya istilah saja, Tapi saya ingin cerita tentang kejadian ketika sesorang menjaga kebun duren di kebun.

Begitu banyak kera seperti menunggu si penjaga lengah dan menyikat durian ranum di atas pohon. Kemudian seorang lainnya berkata, bahwa Anda tak akan bisa menembak dua kera sekaligus.

Pengertian yang bisa disimpulkan atas kata-kata tersebut adalah, 'Seseorang bisa melakukan banyak hal, tapi bukan semua hal sekaligus'.

Belajar untuk 'berada di sini, saat ini', berikan perhatian kepada apa yang sedang Anda kerjakan. Energi terfokus adalah sumber kekuatan. Itulah perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan.



4. Imaginasi adalah kekuatan

"Imaginasi adalah segalanya. Imaginasi adalah penarik masa depan. Imaginasi lebih penting daripada pengetahuan."

Ungkapan Einstein ini sangat terkenal. Apakah Anda berimajinasi setiap hari? Imaginasi lebih penting dari pengetahuan!

Imaginasi memainkan satu babak awal dalam pentas hidup masa depan Anda. Lagi, kata Einstein, "Tanda kejeneniusan sesungguhnya bukanlah pengetahuan melainkan imaginasi."

Sekali lagi, apakah Anda sudah melatih otot-otot imaginasi Anda setiap hari? Jangan biarkan otot-otot itu menjadi kurus dan sakit-sakitan.

Hidup tanpa imajinasi seperti mengikuti aliran sungai, pasrah mengikuti apapun kemauan dan ke mana arahnya. Tak memiliki kuasa atas apapun terhadap pilihan ataupun keinginan. Menyedihkan.



5. Buat Kesalahan

"Seseorang yang tidak pernah membuat kesalahan sebenarnya tak pernah mencoba sesuatu yang baru."

Einstein tak pernah takut dengan kesalahan. Tak perlu alergi dengan kesalahan. Catat baik-baik, KESALAHAN bukan KEGAGALAN.

Dua hal tadi berbeda. Kesalahan-kesalahan dapat membantu Anda menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih cerdas, jika Anda menggunakannya dengan tepat tentunya.

Carilah sesuatu berbau baru (something new) dari kesalahan Anda. Seperti sudah dibilang sebelumnya, jika ingin sukses, belajar lebih banyak dari kesalahan Anda.



6. Hidup pada saat ini

"Saya tak pernah memikirkan masa depan–itu akan datang sesaat lagi."

Satu-satunya jalan agar hidup Anda baik dimasa depan adalah hidup dengan baik pada saat sekarang. Ah, lagi-lagi nasehat bijak untuk menyikapi waktu dengan tepat oleh pakar fisika quantum Einstein.

Sangat tak mungkin mengubah kemarin karena sudah terjadi. Yang bisa Anda lakukan sekarang adalah mengubah cara pandang Anda saat ini tentang kemarin agar menjadi lebih baik.

Anda juga tidak bisa mengubah besok menjadi lebih baik, kecuali jika Anda melakukan yang terbaik pada saat ini. Masalahnya hanya tentang waktu, dan waktu tidak pernah ke mana-mana kok.



7. Hargai diri Anda

"Berusahalah dengan keras bukan untuk menjadi sukses, tapi untuk menjadi lebih berharga."

Tak perlu lah banting tulang untuk menjadi lebih sukes. Luangkan waktu Anda untuk menaikkan nilai diri Anda.

Jika Anda memang bernilai, sukses akan datang menghampiri Anda. Apakah Einstein bekerja lebih keras untuk sukses? Mungkin dia hanya terus menerus berinvestasi untuk meningkatkan nilai dirinya. Sukses datang sendiri kepadanya.

Kenali bakat dan berkah karunia-Nya kepada Anda. Belajarlah mengasah mereka menjadi lebih tajam, gunakan untuk memberi manfaat sebanyak-banyaknyak kepada orang lain.

Bekerjalah untuk menjadi bernilai, sukses akan mengejar Anda. Apakah berlian harganya sama dengan kerikil? Anda punya jawabannya. Keduanya mengalami tekanan berbeda sehingga membedakan nilainya.



8. Jangan mengharapkan Hasil Berbeda

"Kegilaan: adalah melakukan sesuatu dengan cara sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil berbeda."

Nasehat bijak Enstein di atas adalah favorit saya. Anda jangan mengharapkan hasil menjadi lebih baik jika Anda masih bertahan dengan cara yang Anda pakai sekarang.

Dengan ungkapan lain, Anda mimpi mengharapkan otot bisep Anda menjadi lebih 'seksi' jika masih mengangkat barbel ringan terus menerus.

Jika ingin hidup Anda berubah, Anda harus berubah. Mengubah cara pikir, cara pandang dan cara melakukan sesuatu.

Ketika Anda mengubah pikiran Anda, mengubah sudut pandang Anda, mengubah tindakan Anda, hidup Anda akan berubah dengan sendirinya.

Bayangkan hal berikut: Ada seorang gadis manis tepat di depanmu. Bandingkan kedua aksi berikut. Pertama, kamu senyum tulus, reaksi si gadis adalah membalas senyummu. Kedua, kamu melotot padanya, bisa ditebak apa reaksi si gadis?



9. Pengetahuan terasah melalui Pengalaman
"Informasi bukanlah pengetahuan. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman."

Pengetahuan itu berasal dari pengalaman. Anda bisa mendiskusikan sebuah proyek, tapi diskusi itu hanya akan memberi Anda informasi.

Anda harus melakukan proyek tersebut untuk 'tahu' apakah proyek tersebut berjalan dengan benar atau tidak.

Anda harus melakukannya untuk mengatasi munculnya masalah-masalah ditengah proyek berjalan. Itu membuat Anda memiliki pengalaman baru dan bermanfaat.

Apa pesan Einstein? Carilah pengalaman! Jangan habiskan waktumu nonton sinetron cinta sementara dirimu setengah mati menginginkan pacar, misalnya. Keluar dari duniamu sekarang dan pengalaman tak ternilai menunggumu di luar sana.



10. Pahami Aturan Main, Lalu Bermainlah Lebih Baik

"Anda harus memahami aturan permainan. Kemudian Anda harus bermain lebih baik daripada pemain lain."

Bagi Einstein, dia cukup memahami aturan-aturan dasar Fisika lalu berpikir dan bekerja lebih baik dibanding fisikawan lainnya. Sederhananya, Anda cukup melakukan dua hal saja.

Pertama, yang harus Anda lakukan adalah memahami 'peraturan' bagaimana cara Anda melakukannya.

Kedua, lakukan pekerjaan tersebut lebih baik dibanding orang lain. Jika Anda mampu melakukan dua hal ini dengan baik, sukses pasti masuk ke kantong Anda

Sumber :
kaskus.us

Berterima Kasih

Ada seorang remaja putri 13 tahun bertanya kepada kakaknya

“Kak mengapa kita harus berterima kasih kalau ada orang yang memberikan sesuatu ke kita?”,
...
Jawab kakaknya : “Sudah seharusnya adikku, karena itu berarti kita menghargai atas kebaikan yang sudah kita terima”.

“Haruskah kita berterima kasih atas setiap perbuatan baik orang lain kita?”Tanya remaja putri itu lagi.

“Ya sudah pasti, sudah sewajarnya dan sepantasnya kita lakukan itu karena dengan berterima kasih artinya tidak hanya kita membuat orang tersebut senang tetapi juga merasa apa yang diberikan diterima dengan baik oleh kita”, jawab kakaknya.

“Tetapi mengapa banyak orang juga lupa berterima kasih kalau kita berbuat baik kepada mereka?”Tanya remaja putri itu lagi.

Sambil tersenyum kakaknya menjawab: “Memang ada bahkan mungkin banyak orang lupa mengucapkan terima kasih karena mungkin mereka terlalu sibuk, menganggap tidak terlalu perlu, lupa, cuek dan lain-lain, tapi yang terpenting adalah kita tidak harus mengikuti sifat mereka, bahkan kita sendiri yang harus menjadi contoh dengan menerapkan kebiasaan baik kita”.

Kakak tersebut melanjutkan ceritanya:

“Ädikku yang manis, berterima kasih itu bukan hanya terhadap orang lain yang sudah berbuat baik ke kita, tetapi yang paling penting dan terutama adalah kepada TUHAN. Karena dengan kita masih bisa saling bertukar pikiran, bisa bercerita, bisa tersenyum, bisa menangis, bisa tertawa, bisa bernafas itu semua karena karunia dan kebaikan TUHAN semata-mata. Terlalu banyak kalau mau dijabarkan semua kebaikan dari TUHAN dan kita tidak akan pernah mampu menuliskannya dalam buku setebal apapun karena akal, pikiran dan kemampuan kita yang terbatas sebagai makhluk ciptaanNYA.

Bahkan ada 1 hal dimana kita merasa “jatuh” atau sedih dan sedang mengalami masalah besar/ kecil, disebutkan mengapa kita harus berterima kasih kepada TUHAN? Itu karena dengan mengalami hal-hal itu sebenarnya TUHAN ingin mengajarkan kita agar kita selalu mengandalkan DIA, bergantung padaNYA, lebih dekat kepadaNYA, karena dari masalah yang timbul akan membuat kita semakin dewasa dan matang dalam menghadapi masalah yang akan datang bahkan mungkin lebih berat.

Intinya berterima kasih itu tidak hanya untuk hal-hal baik yang kita terima dalam hidup, tetapi hal-hal yang mungkin menurut kita kurang baik/ buruk yang terjadi sekalipun. Kelihatannya sangat tidak mungkin dan sangat sulit untuk berterima kasih atas sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup kita, tetapi kita harus percaya dan terus berdoa karena TUHAN pasti punya rencana yang TERBAIK yang sudah disiapkan untuk kita semua”.

Si remaja putri tersebut menatap kakaknya sambil berkata: “kak sepertinya aku mulai paham biarpun belum sepenuhnya mengerti apa yang kakak ucapkan tadi”. Tetapi aku akan belajar dan terus mengingat kata-kata kakak tadi, terima kasih ya kak sudah berbagi pengalaman dengan cerita tadi”.

“Sama-sama adikku, tidak mengapa kalau kamu belum mengerti sepenuhnya, saat kamu beranjak dewasa kelak kamu akan lebih paham, dan yang terpenting adalah jangan lupa berterima kasih atas setiap peristiwa yang terjadi setiap hari dalam hidup kita karena semuanya itu sudah menjadi rancangan yang TERINDAH dari TUHAN buat kita masing-masing”...

By : Setitik Embun Inspirasi

Sunday, October 16, 2011

Pertolongan Allah Datang


Shobahul Khaiir…!! Hope your day is great, seperti biasa malam mingguan ingin pergi kaya anak muda kebanyakan, tapi bukan jalan-jalan, nonton film atau apapun yang biasa dilakukan anak muda zaman sekarang, melainkan ngaji di majlis ta’lim Nurul Musthofa pimpinan Al Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, kebetulan malam ini NuMus lagi buat acara di MONAS berhubung lagi semangat untuk nuntut ilmu walaupun jauh tetap berangkat. Niatnya sih mau pulang isya supaya bisa bareng sama teman-teman dari rumah berangkatnya naik mobil. biar ramai aja, sekaligus ada kebersamaannya. ternyata maintenancenya belum selesai soalnya masih banyak PC yang harus di perbaiki softwarenya jadi batal deh untuk pergi bareng teman-teman di rumah walaupun ada perasaan kecewa engga apalah yang penting masih bisa berangkat ke MONAS.

Akhirnya pulang sampai rumah tepat jam Sembilan, langsung sms teman ternyata acara baru dimulai, “kesempatan nih masih keburu”pikir dalam hati, langsung deh ganti baju kokoh, sarung, peci sama jaket berangkat deh. Perjalanan dengan kecepatan 45 km/jam menghabiskan waktu sekitar 45 menit dan akhirnya sampai juga di MONAS,  hati terasa begitu tenang seluruh otot dan otak yang tegang biasanya selalu memikirkan dunia bisa libur sesaat, sambil mendengarkan lantunan Qosidah Hadroh dan ceramah bikin tubuh yang terasa sudah lelah ini menjadi semangat kembali, mata yang udah tinggal lima watt lagi tiba-tiba naik lagi seperti lampu baru. Ada satu hadist yang masih diingat sampai sekarang yaitu Rasulullah SAW bersabda “Jadilah kamu orang alim, jika tidak bisa maka yang mendengarkan, jika tidak bisa jadilah yang menyukai mereka bukan yang membenci mereka”, emang sih ilmu agama saya terasa masih sangat sedikit walaupun dari SD, SMP sampai SMA sekolahnya di madrasah tapi tetap aja masih kurang, sebagaimana hadist diatas walaupun saya engga bisa jadi orang alim, tapi jadi orang yang kedua yang mendengarkan mereka berceramah yang menunjukkan jalan yang di ridhoi Allah. 

 Al Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf
Tepat jam satu pagi acara selesai, waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari parkiran sekitar tiga puluh sampai empat puluh menit. Kok bisa lama gitu ? ya iya, habis jamaahnya itu ada puluhan ribu orang apalagi saya parkir motor di dalam jadi susah keluar deh. Coba sms atau telepon teman ga nyambung gangguan sinya mungkin karena puluhan ribu orang kumpul disini semua jadi Hp  ga bisa sms sama telephone, ya udahlah berarti pulang sendiri deh, ga apa deh udah tau jalan ini.
 Tepat jam dua kurang lima belas akhirnya bisa keluar dari parkiran, kali ini rutenya mau lewat kebon jeruk ajak karena jaraknya lebih deket, tiba-tiba di daerah pos pengumben kok ramai banget, kirain ada kecelakaan eh taunya malah ada razia, pas lewat yang biasanya ga diberhentiin kok sekarang diberhentiin biasanya kalau anak majelis kalau ada razia tetap aja di kasih lewat walaupun ga pakai helm, saya sih engga khawatir soalnya saya pakai lengkap, pas ditanya bawa STNK  ga ? saya bilang aja “bawa, pak” pas di cek ternyata STNK sama surat-surat penting lainnya ketinggalan di celana di rumah. Hah STNK lupa dibawa , langung saat itu panik, waduh gawat nih, langsung keringatan. “Mana STNK nya” kata pak polisinya. Ya udah saya bilang aja “Maaf pak, ketinggalan, hehehe” dengan memberikan sedikit senyuman untuk bapaknya siapa tau aja dengan senyuman ini bapaknya berbaik hati membolehkan saya lewat. “Kalau begitu motor kamu saya tahan”, “Yah, pak kalau motor saya ditahan saya pulang naik apa ? ini jam setengah tiga pagi pak engga ada angkotan ataupun tukang ojek, masa jalan pak rumah saya masih jauh pak dari sini” kata saya sambil membela diri. “kalau gitu kamu ikut kepolsek aja”katanya enak banget, “waduh pak, masa nginap dipolsek apa kata orang nanti, lagian saya habis pulang ngaji pak di MONAS”kata saya sanbil membela diri. “Ya udah kalau kamu mau ambil STNK kamu sekarang, kamu kan bisa telephone orang rumah untuk anterin STNK” katanya. “oke deh pak, saya coba” kata saya, untung baru isi pulsa jadi bisa telp kerumah, pas telepon ke rumah ga ada yang angkat lagi, Hemm…gimana yach ? ya udah telephone ke Hp adik, kebetulan diangkat, tapi dia ga tau lokasi saya di razia dimana karena dia ga pernah pergi jauh-jauh.


Ya udah deh pasrah aja, kalau telephone orang tua engga enak takut ngerepotin udah malam gini, sambil duduk di pinggir jalan sempat menerung sebentar, Ya Allah habis pulang ngaji dan saya cuma ingin pulang ke rumah untuk mengistirahatkan badan ini yang sudah lelah. Apakah ini ujian ya Allah seandainya ini ujian, berikan kesabaran pada diriku” jadi ingat hadits nabi “Man Shabara Zhafira yang artinya barang siapa yang sabar maka dia akan beruntung” jam sudah menunjukkan pukul dua lemah dua puluh menit, apa harus berakhir di polsek, pikiran mulai pasrah aja dah. Tiba–tiba aja ingat seseorang sahabat yang insya Allah bisa menolong, langsung coba telephone dia, Alhamdulillah diangkat dan ternyata masih belum tidur, ternyata dia juga habis ikut pengajian dan posisinya sekarang di rumah, ya udah deh langsung minta tolong dia untuk ambilin STNK di rumah. Dan Alhamdulillahnya dia mau nganterin tuh STNK. Bener banget Allah tidak akan menguji kamu diluar batas kemampuanmu tepat jam tiga, dia datang bawa STNK dan akhirnya pak polisinya mengijinkan untuk pulang. Hari ini terasa beruntung banget punya sahabat yang mau nganterin STNK bayangin aja jam tiga pagi ke daerah kebon jeruk, man jauh pula dari ciledug ke kebon jeruk. sahabat mana yang mau kaya gitu, kebanyakan sahabat yang sering kita jumpai itu yang hanya mau senang senang bersama kalau lagi susah cuek aja engga mau bantu. Senang banget punya sahabat sejati kaya gini, terima kasih untuk semua sahabatku semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT. sahabat sejati itu adalah sahabat yang tidak membenarkan saat salah, susah senang bersama dan mengajak kita ke jalan yang baik bukan ke jalan sebaliknya. Benar kata pepatah berteman dengan tukang minyak wangi akan kecipratan wangi. Semoga cerita ini bisa menjadi inspirasi untuk para pembaca semua.  Amiien…