Ahlan wasahlan di blog kamardy arief, semoga blog ini dapat menambah wawasan anda, berikan komentar anda untuk masukkan blog ini.

Wednesday, January 9, 2013

Mungkinkah ini hanya mimpi

Rintik-rintik hujan mulai turun dari langit, awan pun mulai gelap. Kereta api terus melaju cepat tak mengenal henti membelah sawah yang akan mulai dipanen. Aku duduk di pinggir dekat kaca sambil memejamkan mataku, tak terasa air hujan mulai masuk membasahi wajahku. Wajahku basah terkena air hujan tapi pikiranku tertinggal jauh disana. Entahlah, kenapa hati ini masih belum bisa mau mengerti dan masih terus kepikiran kejadian waktu itu.  Apakah aku salah ? Aku yang sulit memahami atau dia yang tak mau mengerti ?  Aku berusaha untuk bisa memahaminya, tapi dia lebih sering membuatku tidak mengerti dengan sikapnya yang dingin. Kadang dia marah dengan alasan yang tidak jelas yang membuatku menafsirkan yang macam-macam. Aku pikir mungkin kita perlu untuk tidak berbicara dulu ataupun SMS untuk beberapa waktu. Tapi ternyata aku salah, aku pikir dengan hal itu dia bisa introspeksi diri ternyata dia malah dekat dengan laki-laki lain. Wajahku memerah saat temanku menceritakan hal itu kepadaku. Begitu kesalnya hatiku saat itu. Dimana kesetiaan dan janji yang telah dia ucapkan. Beberapa hari setelah itu aku pikir mungkin akan ada berita baik ternyata ceritanya belum selesai sampai disitu aku lihat dia bermesraan dengan orang lain. Saat itu juga setiap tetes darahku rasanya surut seketika ke jantungku dan membeku disana. Telingaku berdengin-dengin, hatiku diburu rasa cemburu yang sangat, aku merasa tempat yang ku injak saat ini runtuh dan rata dengan tanah, sinar matahari membuatku menjadi melihatnya monokrom untuk beberapa saat hanya ada hitam dan putih saja. Waktu rasanya berhenti begitu lama.

Aku berusaha untuk menenangkan hati ini, satu hari ini rasanya sulit sekali untuk melupakan kejadian itu, semuanya terjadi begitu cepat. Segera aku menyadarkan diriku untuk tidak larut dalam kesedihan. ini bukanlah akhir dari segalanya. Setiap satu pintu tertutup pasti akan banyak pintu yang terbuka tapi kita lebih sering untuk melihat satu pintu saja jadi kita tidak tahu kalau pintu yang lain telah terbuka. Aku yakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Saat aku bertemu dengannya aku mencoba untuk menjauh dan berusaha untuk tidak melihatnya. Entah kenapa hati ini belum siap untuk bertemu dengannya. Dihari kedua aku berusaha untuk mengambil keputusan mungkin ini adalah yang terbaik untuk kita, mungkin kita bukanlah pasangan yang cocok. Tadinya kupikir kamulah orang yang terbaik, seandainya kamu tahu bahwa dirimu begitu special, aku berharap bisa menyadarkan dirimu kalau kamu itu benar-benar special. Tapi setelah kamu membohongi diriku rasanya berat untuk melanjutkan hubungan ini. Walaupun aku masih berat untuk melepaskanmu tapi inilah keputusanku. Kamu sendiri yang memaksaku berbuat seperti ini. Kadang rasanya sulit sekali melupakanmu, tapi  aku sendiri tidak tahu apakah kamu merasakan seperti yang aku rasakan juga atau tidak ?  mungkin kamu lebih mudah melupakanku karena dirimu sudah punya pengganti diriku. Baiklah aku tidak akan mengganggu kehidupanmu lagi.

0 comments:

Post a Comment