Saya awali dengan pertanyaan yang sangat
mudah. Mana lebih berharga, batu kali atau batu permata? Jawabannya
gampang banget kan? Nenek-nenek juga tau kalo batu permata jauh lebih
berharga dibanding batu kali hehe. Batu kali itu murah, mudah ditemukan,
dan hampir tidak bernilai. Orang pun hampir tidak ada yang
mengoleksinya.
.
Lain halnya dengan batu permata. Batu ini
sangat mahal, tidak mudah ditemukan dan hanya sedikit orang yang bisa
memilikinya. Ketika kita melihat benda tersebut, pasti akan langsung
terpesona dengan keindahannya. Sang empunya pasti merawat dan menjaga
barang kesayangannya tersebut selama 24 jam, setiap hari dielus-elus,
dan kalo perlu dimandiin dan disabunin.
.
Cara merawatnya pun harus hati-hati. Batu
permata itu dibungkus dengan kain kassa, lalu dimasukkan ke dalam
kotak, kemudian dimasukkan lagi ke dalam brangkas di lemari, lalu
brangkasnya dikunci dengan kombinasi password 10 angka. Kemudian lemari
tersebut dikunci dengan kunci seukuran gajah afrika dan kalo perlu
kuncinya ditelen sekalian biar ga ada yang bisa buka.
.
Intinya adalah, barang berharga itu mahal harganya sob! Makanya kudu dijaga dan dilindungi…
.
NAH!! BEGITU JUGA DENGAN WANITA!
.
Allah Swt sangat memuliakan seorang
wanita. Dalam surat Al Hijr ayat 28-29 diceritakan bahwa manusia yang
pertama kali lahir di muka bumi ini adalah Nabi Adam yang diciptakan
dari tanah liat kering. Lalu kemudian Allah Swt membuatnya sempurna
dengan meniupkan ruh ke dalam jasad Adam.
.
Adam lalu ditempatkan di dalam Surga.
Makanan lezat dan minuman nikmat adalah santapannya setiap hari. Apapun
yang ia inginkan langsung tersedia. Tapi sayang beribu sayang, Adam
hanya tinggal seorang diri di dalam Surga. Adam juga seorang manusia
biasa yang butuh teman ngobrol. Mau enak gimanapun, tapi kalo yang
namanya kesepian itu ya ga enak!
.
Manusia memang kodratnya harus memiliki
pendamping, untuk berbagi suka duka dan kasih sayang, supaya tidak galau
terus menerus. Sendal jepit aja ada pasangannya, masa manusia ga ada??!
hehehe
.
Allah Maha Mengetahui semua isi hati
hamba-hambaNya, termasuk Adam yang kesepian. Maka dengan kekuasaan yang
dimiliki, Allah Swt ciptakan manusia baru berjenis kelamin wanita. “Kun fa yakuun!”
atau “Jadi, maka jadilah!”, maka seketika itu juga muncul sesosok
wanita cantik bernama Hawa yang belum pernah dilihat oleh Adam seumur
hidupnya. Dikisahkan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk sebelah
kiri Nabi Adam.
.
Ada maknanya mengapa wanita diciptakan
dari tulang rusuk pria. Bukan dari kepala pria, karena bukan untuk
menjadi atasannya. Bukan juga dari kaki pria, karena bukan untuk menjadi
bawahannya. Tapi dari tulang rusuk pria, yang berarti sejajar. Dekat
dengan tangan untuk dilindungi, dan dekat dengan hati untuk dicintai dan
disayangi. Sedapp abisss bahasanya hahaha..
.
Yak intinya adalah seorang wanita itu
mulia dan berharga. Saya pun, meskipun seorang laki-laki, lahir dari
rahim seorang wanita yang luar biasa. Betapa Allah Swt sangat memuliakan
seorang wanita, yang dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa wanita itu
laksana intan permata. Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa Surga
ada di telapak kaki seorang wanita (Ibu). Tapi ini bukan berarti jika
kita angkat telapak kaki ibu, ada Surga dibaliknya. Ya ga gitu juga.
.
Intinya adalah… Wahai kaum wanita,
bersyukurlah karena sesungguhnya Allah Swt sangat mencintai kalian. Dia
sangat ingin menjagamu, dan salah satu caranya adalah dengan mewajibkan
memakai hijab. Hijab berfungsi untuk menutup aurat, yaitu bagian tubuh
seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan yang bukan
muhrim. Aurat untuk wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan
telapak tangan.
.
Perintah Berhijab
Islam adalah ajaran yang sangat sempurna,
sebagai petunjuk kehidupan yang mengatur seluruh aspek kehidupan umat
manusia. Dari kita bangun tidur sampe tidur kembali, semua sudah diatur
dalam Islam. Allah Swt menginginkan yang terbaik bagi hamba-hambaNya,
maka itu Islam diturunkan ke muka bumi, untuk membimbing umat manusia ke
jalan yang benar.
.
Allah Swt paling mengetahui yang terbaik
bagi seluruh hambaNya. Terkadang ada hal yang menurut kita baik, namun
menurut Allah Swt itu buruk. Sebaliknya, menurut kita hal itu tidak
baik, tapi ternyata hal itu sangat disukai olehNya. Ini menandakan bahwa
ilmu kita sebagai makhluk yang lemah bernama manusia tidak akan sanggup
untuk menandingi ilmu Sang Maha Memiliki Ilmu.
.
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
.
Allah Swt pun mengetahui bahwa pakaian
terbaik bagi kaum wanita adalah dengan memakai hijab. Karena itulah, Dia
memerintahkan kepada seluruh kaum wanita yang beriman untuk berhijab.
.
“Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…” (QS. Al-Ahzab [33]: 59)
.
Dalam ayat yang lain, “…Dan hendaklah mereka menutupkan kain hijab (jilbab) ke dada mereka…” (QS. An-Nur [24]: 31)
.
Selain itu, hadits Nabi Muhammad saw, “Anak
perempuan apabila telah cukup umurnya (masa akhir baligh), maka mereka
tidak boleh dilihat melainkan mukanya dan kedua telapak tangannya hingga
pergelangan.” (HR. Abu Daud)
.
Hijab berasal dari bahasa arab, yang arti
harfiahnya itu penutup. Kalau dalam pengertian bahasa sehari-hari biasa
di artikan dengan memakai jilbab atau kerudung dengan tujuan untuk
menutup aurat bagi wanita muslim. Tentunya, cara pemakaian hijab itu pun
harus sesuai dengan syariat, yaitu menutupi seluruh aurat, tidak ketat,
tidak tipis dan tidak transparan.
.
Bagi seorang wanita muslimah yang yakin
Allah Swt sebagai Tuhannya, Muhammad sebagai rasulnya dan Islam sebagai
agamanya, harus mematuhi segala apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.
Ini adalah konsekuensi sebagai seorang hamba yang beriman. Kita tidak
diperbolehkan mencari alternatif lain selain melaksanakan perintah-Nya.
Karena hal itu hanya akan mengarahkan kita kepada jalan yang sesat.
.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki
yang mu’min dan bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya
maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab [33]: 36)
.
Ini artinya, suka tidak suka, mau tidak
mau, demen ga demen, siap ga siap, ya yang namanya perintah memakai
hijab itu harus dilaksanakan. Karena ini bukan masalah kesiapan, namun
kewajiban. Kalo teman-teman nunggu berhijab saat udah siap, ya kelamaan
woiii hehehe.. Bisa bisa ga bakalan pernah berhijab. Yang betul adalah,
berhijab dulu, meskipun masih blom sempurna, sambil pelan-pelan
diperbaiki sikap dan hatinya. Sama saja kaya shalat, kalo kita nunggu
khusyu baru shalat ya ga bakal shalat-shalat. Atau waktu mau sedekah
tapi nunggu ikhlas, ya ga bakalan pernah sedekah seumur hidup. Untuk
itu, yang paling tepat adalah belajar sambil berjalan, atau istilah
kerennya, “Learning by doing”.
.
Lho, berarti agama maksa dong? Lho ya iya
dong, namanya juga aturan! Di setiap Negara aja ada aturannya, setiap
perusahaan ada aturannya, dan di setiap keluarga pun ada aturannya.
Sistem tata surya pun ada aturannya, dimana seluruh planet berputar
kearah yang sama. Coba bayangkan kalo Planet Mars muter ke kiri, planet
Jupiter muter ke kanan, dan Planet Pluto muter ke atas, udah pasti
hancur alam semesta ini!
.
Rasulullah saw pernah mengatakan bahwa
dunia ini adalah ‘penjara’ bagi orang mukmin dan ‘surga’ bagi orang
kafir. Maknanya adalah, bagi orang-orang mukmin yang bermimpi ingin
mendapatkan Surga, ya tentunya ada aturan mainnya. Kalo mau masuk neraka
sih gampang, just do what u wanna do, with your own rules.. beresss!
Langsung nyemplung ke kolam neraka hehe..
.
Islam itu satu paket, ga bisa kita ambil
setengah-setengah. Kalo enak baru dijalankan, yang ga enak diakal-akalin
biar ga dijalanin. Ga bisa seperti itu. Keseluruhan isi paketnya harus
dilaksanakan, ga bisa ditawar-tawar.
.
Ibarat kerja di suatu perusahaan nih, kalo bos ente ngasih perintah, kira-kira bakal dikerjain ga? Jawabannya pasti, “Ya iya lah, kalo ga bisa dipecat gue!”
Nah tu pinter! Sekarang, kalo perintah dari bos aja kita laksanakan
karena takut dipecat, lha masa perintah dari Allah Swt – Tuhan Semesta
Alam, Bos dari segala bos – ga kita kerjain?? Apa ente-ente mau dipecat
Allah?? (Baca: dicabut nyawanya)
.
Bagi orang-orang yang ngeyel, nanti pasti
ngomong gini, “ya namanya juga manusia, tempatnya salah dan lupa, jadi
wajar dong kalo ga ngerjain perintahnya.” Nah ini keblinger hehe..
Memang betul manusia itu tempatnya salah dan dosa, tapi manusia itu kan
makhluk yang paling sempurna, diciptakan oleh Allah Swt dalam bentuk
sebaik-baiknya yang diberikan akal, pikiran, serta nafsu. Semua itu ya
harus digunakan untuk berpikir dan bertindak.
.
Kalau kita terus-terusan ngeyel seperti
itu maka kita akan menjadi manusia yang sesat, karena terus
mempertanyakan dan menyangsikan ayat-ayatNya. Dan Jika seseorang telah
sesat, maka teman sejatinya hanyalah setan. Karena di dunia ini hanya
ada dua pilihan menjadi hamba Allah (taat pada perintah dan menjauhi
laranganNya serta mengikuti sunnah Nabi) atau hamba setan yaitu
mengikuti hawa nafsunya dan mematuhi seruan setan.
.
Sebagaimana firman-Nya: “Barangsiapa
yang berpaling dari pengajaran Rabb Yang Maha Pemurah (Al-Qur’an) kami
adakan baginya setan yang (menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi
teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu
benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka
menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (Az-Zukhruf [43]: 36-37)
.
Selanjutnya, di masa sekarang ini, yang
katanya era globalisasi dan emansipasi, banyak yang ngomong, terutama
dari kalangan liberal, bahwa jilbab tidak wajib karena tidak sesuai
dengan perkembangan zaman yang modern ini. Perintah berjilbab itu kan
turun saat zaman dulu di Nabi Muhammad, dan bukan untuk masa sekarang
ini. Kondisi dulu dan sekarang kan beda jauh. Dulu teknologi belum ada,
sementara sekarang kita hidup di abad 21 yang penuh dengan teknologi
canggih. Sehingga, penggunaan jilbab pada masa sekarang ini sudah tidak
relevan lagi.
.
Patut dipertanyakan bagi mereka yang
berkata demikian, karena apabila jilbab tidak relevan lagi dengan
perkembangan zaman, maka secara tidak langsung mereka mengatakan bahwa
Allah Swt sudah tidak relevan lagi untuk menjadi Tuhannya, karena ya
yang menurunkan perintah berjilbab adalah Allah Swt yang terdapat di
dalam Al-Quran. Jika dia mengingkari Al-Qur’an maka berarti dia juga
mengingkari Allah, karena Al-Quran adalah “kalamullah”, atau perkataan
Allah.
.
Ada lagi yang berpendapat bahwa perintah
memakai jilbab itu kan kalo kita akan diganggu saja, seperti yang
tertera di Surat Al-Ahzab ayat 59, “…Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal dan karena itu mereka tidak di ganggu.”
.
Orang-orang yang suka berdebat akan berargumen, “Berarti
kalo dalam kondisi ga diganggu boleh ga pake jilbab dong? Mungkin ayat
itu turun waktu kondisi masyarakat sedang tidak aman dan wanita tidak
aman bepergian keluar rumah. Tapi sekarang kan sudah aman, ga ada lagi
yang ganggu wanita muslimah keluar tanpa jilbab.”
.
Pemikiran ini bukan salah lagi, tapi
keblinger bin keplintir hehe.. Coba lihat kondisi sekarang, tengok kanan
kiri depan belakang. Begitu banyaknya kasus pelecehan seksual yang
terjadi karena banyaknya wanita yang mengumbar auratnya. Berdasarkan
data, di Amerika Serikat, negara yang sangat bangga dengan kebebasannya,
setiap 5 menit sekali ada satu orang wanita yang diperkaos. Ini fakta.
.
Maka dari itu, inilah hikmah yang
terkandung di dalam setiap perintah-Nya. Saat wanita keluar rumah
mengenakan hijab, maka orang-orang di sekitar akan menghormatinya serta
tidak akan mengganggunya. Berbeda dengan seorang wanita yang keluar dari
rumah dengan pakaian bikini misalkan, kemungkinan menjadi target
pelecehan seksual tinggi.
.
Memang memakai hijab bukanlah jaminan
tidak akan diganggu, tapi paling tidak akan banyak membantu untuk
membuat dirinya aman dari godaan para lelaki hidung belang dan
non-belang hehe..
.
Sehingga, dalam pengertian ayat di atas,
kalimat “..karena itu mereka tidak diganggu” bukan MENJADI ALASAN untuk
memakai jilbab, melainkan itu adalah DAMPAK POSITIF bagi orang yang
memakainya. Ini dua hal yang sangat berbeda.
.
Sama saja dengan orang yang shalat, Allah Swt berfirman, “Tegakkanlah (dirikanlah) shalat untuk mengingatku.”
(QS. Thaha [20]: 14). Lalu apakah orang yang sudah ingat Allah Swt
berarti dia sudah shalat? Belum tentu kan? Tapi yang benar adalah, salah
satu dampak positif dari melaksanakan shalat adalah kita akan selalu
ingat kepada-Nya. Got the point?
.
Begitu juga dengan memakai jilbab. Wanita
memakai jilbab agar tidak diganggu, tapi bukan berarti orang yang tidak
diganggu menjadi tidak perlu memakai jilbab.
.
Bagaimana kalo ada orang yang berkomentar
sinis saat teman-teman memakai jilbab? Mungkin dibilang sok alim dll.
Saran saya adalah, udah cuekin aja, nanti lama-lama juga mereka cape
sendiri hehe.. Manusia itu memang suka berkomentar, makanya kalo di
pertandingan sepakbola pun, biasanya yang namanya komentator itu lebih
jago dibanding pemain bola itu sendiri. Ya kerjaannya kan cuma komentar
doang alias NATO (No Action Talk Only).
.
Dalam hidup ini, kita ngelakuin hal yang
bener aja dikomentarin, apalagi ngelakuin hal yang salah! Pake aja
prinsip “anjing menggonggong khafilah berlalu”. Lakukan saja apa yang
menurut kita benar, dan jangan mendengar orang-orang yang ingin
mempengaruhi kita. Hal yang wajar di dunia ini adalah, saat kita ingin
menjadi pribadi yang lebih baik lagi, pasti adaaa aja cobaannya. Tapi ya
itulah alasan mengapa penghuni Surga itu sedikit, ga banyak orang yang
bisa masuk, karena sebagian besar dari manusia ini ga bener. Semakin
kita mengikuti kebanyakan orang yang ga bener ini, semakin sesat lah
diri kita dari jalan yang diridhai-Nya.
.
Sebagaimana firman-Nya, “Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi ini,
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’am [6]: 116)
.
Jadi tidak perlu kita terus mendengar dan
memikirkan apa kata orang jika mau melakukan kebaikan. Atas semua
perintah Allah, cukup kita mengatakan, “sami’naa wa atha’naa”
(kami dengar dan kami taat), seperti yang tertera dalam surat An-Nuur:
51. Karena jawaban seperti ini lah yang akan mengantarkan kita kepada
kesuksesan di dunia dan di akhirat. Semoga kita semua termasuk di
dalamnya, Amiiiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin….
.
Baiklah teman-teman semua, demikian
tulisan pertama dari “Wanita dan Hijab (1), Semoga bisa menginspirasi
yaa.. Sukur-sukur kalo ada yang langsung mantap memakai jilbab, wuihh
mantep banget, saya bisa langsung sujud syukur
Maa syaa Allah
ReplyDelete