Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh,
kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda
zuhud
adalah hidup dg sederhana dalam keduniawian, hamba belum mampu
mencapainya, namun sebagian usaha yg hamba lakukan adalah menghilangkan
cinta pada semua hal yg bersifat duniawi, berupa harta dll yg tidak ada
sangkut pautnya dg asesoris dakwah.
hamba membutuhkan
mobil, untuk mencapai banyaknya majelis dan ketepatan waktu untuk tiba
di lokasi yg sudah ditunggu puluhan ribu orang hampir setiap malamnya,
disatu fihak tanpa hamba punya kendaraanpun hamba akan siap dijemput
oleh ribuan mobil yg akan mengantar hamba kemanapun hamba akan pergi,
namun hamba tak mau menyusahkan orang lain, apalagi membebani para
penyelenggara untuk harus menyediakan kendaraan penjemput pula, maka
hamba membeli mobil dg angsuran,
hamba merawat mobil itu
secara sebaik baiknya secara mekanik dan mesinnya dg perawatan yg
sangat serius, demi tak menghambat kelancaran dakwah hamba, namun hamba
tidak perdulikan body mobil yg sudah penuh baret dan penyok khususnya
di kiri body mobil yg selalu terdesak oleh ribuan orang yg berebutan
menyalami hampir tiap malamnya, hamba tak perlu membenahi bodynya, yg
hamba butuhkan adalah mesinnya dan bagian dalamnya untuk kelancaran
dakwah.
banyak orang menyarankan dan mengejek kenapa
mobil penyok penyok ini tak diganti dg yg lebih bagus, atau paling
tidak dibenahi, apakah tidak malu pakai mobil penyok2 begini kesana
kemari padahal hamba memimpin jutaan ummat?, hamba sungguh tidak malu,
biar saja demikian, jamaah tidak melihat kendaraan, jamaah butuh
penyampaian dan bimbingan, bukan masalah mobil tua atau penyok dan tak
sedap dilihat, hamba tak rela mengeluarkan 1 rupiahpun untuk membenahi
bodynya, karena itu bukan hajat dakwah, lebih baik diberikan pada
fuqara dijalanan jika ada kelebihan harta.
hamba hingga
kini masih mengontrak, walaupun rumah kontrakan itu besar dan bagus,
tentunya itu hajat dakwah untuk menampung tamu khususnya majelis nisa
(majelis kaum wanita) setiap minggu sorenya dirumah, jika rumah hamba
sempit, maka massa akan memenuhi dan meluber keluar rumah dan
mengganggu kenyamanan tetangga pula, maka hamba berusaha dg kemampuan
hamba mengontrak rumah besar, namun hanya bisa menampung sekitar 700
orang saja, jika massa melebihi itu, hamba belum ada kemampuan
mengontrak rumah yg lebih besar lagi.
hamba menata rumah
senyaman mungkin, tapi itu demi kenyamanan para hadirat yg menghadiri
majelis, dikontrakan ini hamba tidak banyak mempunyai benda dan
perangkat rumah, kesemuanya hampir merupakan milik rumah orang yg hamba
mengontrak padanya, hamba hanya membeli dua perangkat kursi rotan
dihalam tengah dan teras belakang, lalu memasang karpet diseluruh
rumah, bukan lain demi kenyamanan hadirin, hanya sebuah lemari pakaian,
sebuah kasur, dan sebuah kulkas dan beberapa hal lainnya yg milik
hamba, sisanya adalah perangkat yg membawa kenyamanan pada hadirin,
seperti kipas angin, dispenser di hampir setiap sudut ruangan beserta
gelas gelasnya, dan gorden gorden pemisah jika tamu adalah pria dan
wanita.
namun akhir akhir ini ketika hamba terkena
penyakit peradangan otak belakang, maka hamba perlu menata kamar untuk
lebih kedap suara, karena suara keras sangat mengganggu istirahat
hamba, jika istirahat hamba terganggu maka dakwah pada jutaan ummat ini
terganggu
hamba tak punya banyak waktu mendidik anak
anak, hamba jarang sempat duduk dg mereka, namun ibundanya yg mengambil
alih pendidikan anak, dan hamba datangkan guru utk halafan alqur'an
anak anak, guru yg mengajari ilmu umum dan ilmu agama, sesekali hamba
memanggil anak anak untuk menasehati, dan menjajaki hafalan mereka
dalam ilmu umum, hafalan Alqur'an, dan ilmu syariahnya.
namun
Allah swt sangat memberi hamba anugerah yg diluar dugaan, pui syukur
bagi Nya setiap waktu dan kejap, anak anak berubah semakin baik dan
berbudi luhur, sering mereka menangis dalam doa, sering mereka
memimpikan Rasul saw, mereka tidak nakal, baik, beradab, sopan, ceria,
dan menyenangkan, adab sunnah mereka sangat mereka perhatikan, mereka
tidak tidur sebelum bersama sama membaca surat tabarak (almulk) dan doa
tidur, mereka bangun sebelum azan subuh dan saling bangunkan satu sama
lain untuk membaca zikir subuh, mereka berjamaah subuh dg saya, atau
bersama ibunya, atau mereka saja bertiga, padahal usia anak hamba yg
tertua baru 9 tahun yaitu fatimah azzahra, dan yg kedua Muhammad yg
masih berusia 7 tahun, dan hasan, yg masih berusia 5 tahun,
anak
anak itu saling menasihati dalam menjalankan sunnah makan, sunnah
minum, sunnah tidur, dan sering saya mencuri pendengaran saat mereka
bertiga bercengkerama, yg mereka bicarakan adalh rindu pada Rasul saw,
contoh wajah Rasul saw yg teriwayatkan, dan budi pekerti Rasul saw yg
mereka dengar dari ceramah ceramah saya.
mereka tak suka
dan tak pernah kenal dg lagu lagu duniawi, bagi mereka qasidah majelis
dan bacaan alqur'an murottal yg mengisi telinga mereka di siang
malamnya,
mereka tak mau membuka auratnya dimuka umum,
bahkan yg bungsu pun selalu menangis tersedu sedu jika shalat subuh
berjamaah dg saya dan ia datang terlambat, ketika ditanya ia berkata
sambil menangis, hasan semalam mengompol, hasan terpaksa mandi dulu,
dan ganti baju, dan hasan jadi terlambat / masbuk dalam shalat bersama
abiy. (ayah).
hasan pernah menghilang dari majelis, saya
meliirik ke kiri dan kanan, ia tak ada, dan datang ditengah acara dg
wajah penuh airmata dan cemberut, selepas majelis saya tanya kenapa, ia
berkata : hasan lupa membawa peci, hasan tidak mau masuk masjid tanpa
peci, hasan nangis diluar, lalu ada jamaah yg membelikan hasan peci,
baru hasan masuk masjid, dan hasan jadi telat..
demikian
pula Muhammad, muhammad pernah menghilang dari panggung majelis pergi
entah kemana, diakhir acara ia baru muncul, ia katakan : muhammad mau
pipis, tapi banyak perempuan, jadi muhammad malu dan tidak mau ke kamar
mandi yg banyak perempuan, akhirnya muhamamad diantar jamaah kerumah yg
jauh untuk pipis di toilet yg tidak ramai perempuan..., padahal usianya
baru 7 tahun.
mereka tentunya ada nakalnya, namun
nakalnya adalah hal yg luhur, mereka sangat senang berkemah bahkan
acapkali mereka bertiga tidur dikemah di halaman rumah, karena mereka
sering dengar nabi saw sering berkemah saat safar, mereka juga paling
suka bermain pedang2an dan panah dan berenang, saya sering kesal
melihat barang2 berantakan dirumah saat pulang, ternyata mereka main
perang2an dan membuat keadaan berantakan, namun saya tak marah dg itu,
karena itu adalah kebaikan yg wajar pada anak anak bahkan hal yg mulia
mereka
tak pula suka menonton televisi, mereka lebih suka menonton film vcd
cerita para nabi, vcd majelis majelis, lalu masing masing ribut
membahasnya.
sungguh didikan didikan ini muncul dari
tarbiyah ilahiyah diluar kemampuan saya, demikian pula fatimah yg kini
sudah membeli cadar pula saat ke majelis majelis ia bercadar, saya
sempat menegur istri saya, untuk apa ia pakai cadar usianya masih
kecil, biar saja, nanti ia jatuh tersandung..., kata istri saya fatimah
menabung berbulan bulan sendiri di celengannya untuk membeli cadar,
maka saya diam saja tak mau mengecewakannya
mereka sering
mendapat uang hadiah dari jamaah, mereka menyimpannya di celengannya,
saya tanya untuk apa kalian menyimpan uang itu?, mau beli apa?,
sepeda?, mpbil2an?, atau apa?, mereka katakan : kami mau menabung untuk
bisa pergi ke madinah untuk ziarah nabi saw, kami mau beli pesawat
sendiri, jadi bisa mengajak jamaah majelis ramai ramai ke madinah,
muhamad jadi pilotnya, hasan jadi kondekturnya, dan fatimah jadi
pramugarinya...,
saya hanya bisa geleng geleng dan membiarkan saja.
mereka
sudah hafal berjuz juz alqur;an, dan mereka tidak sekolah ke sekolah
umum, tapi homing scool, karena itu pilihan mereka, dan ternyata
hasilnya lebih baik, hasan walau usianya 5 tahun ia sudah kelas 3,
Muhammad walau usianya 7 tahun ia sudah kelas 5, dan fatimah sudah
setingkat kelas 2 smp. mereka mengikuti tes dirumah, dan mendapat
raportnya dg guru kerumah, dan saya sediakan guru pula untuk membantu
hafalannya.
walau hal ini tampak berlebihan dan cukup
besar biayanya, namun ini jauh lebih berharga daripada jika mereka tak
melakukannya, zuhud adalah berhemat dan tidak mencintai harta, tapi
menjalankan harta pada tempatnya, tidak kikir harta untuk mencapai
keridhoan Allah swt, sebaliknya kikir harta untuk dikeluarkan untuk
urusan duniawi.
dalam soal makanan, saya tidak lagi mau
membeli makanan sembarang di pasar, karena kini banyak beredar ayam
tiren (ayam bangkai yg mati kemarin), demikian gelar yg umum
dimasyarakat, kita bisa bayangkan, pasar induk jakarta menerima jutaan
ayam yg dipasok dari daerah setiap harinya, ayam diangkut dg truk atau
kendaraan bak terbuka, bisa dipastikan dari 100 ayam ada beberapa yg
mati, terhimpitkah, atau sebab lainnya, maka puluhan ribu ayam bangkai
beredar setiap hari di ibukota,
sebagian penjual justru
suka membelinya karena harganya lebih murah, demikian pula restoran,
warteg dll, mereka sering lebih suka membelinya karena lebih murah,
walau ada juga restoran2 yg tak mau membeli ayam bangkai, namun para
oknum pegawainya ada saja yg melakukan itu dg mengantongi hasil yg
lebih, sebab ayam yg dibeli adalah ayam bangkai, tanpa sepengetahuan
pemilik restoran.
maka saya curiga (tidak menuduh) pada
KFC dll, yg menyajikan ribuan ekor ayam tiap harinya, sangat mungkin
ada oknum bagian pembelanjaan yg melakukan kejahatan tsb, walau kita
tak menuduh secara keseluruhan karena tidak ada / belum ada buktinya,
demikian
pula gorengan yg djual oleh para penjualnya, nasi goreng dll, mereka
banyak memakai minyak jelantah, walau tidak kesemuanya berbuat
demikian, apakah minyak jelantah itu?, ia adalah limbah minyak bekas
memasak di hotel hotel berbintang dan restoran2 mewah, yg tidak sedikit
yg menyediakan makanan seperti babi, katak, dlsb yg diharamkan, maka
minyak itu telah bercampur dg makanan haram, para penjual gorengan dan
nasi goreng dll itu mungkin tak menyadarinya, atau mengetahuinya tapi
tidak perduli.
demikian pula kambing pada sate dan sop yg dijual, pernah saya temukan oknum yg mencampurnya dg daging tikus.
demikian
pula masakan padang atau warteg (saya bukan memvonis), namun ada
laporan dari fihak jamaah kita, bahwa tetangganya bekerja sebagai
pemasok kikil sapi ke restoran2 padang dan lainnya, ia menggantinya dg
kikil babi, karena lebih banyak dagingnya, menjadi lebih mahal harga
jualnya, namun lebih murah ia membelinya dari pemasok kikil babi itu
dari wilayah luar kota.
hukum dari makanan makanan diatas
tidak haram secara mutlak, kecuali sudah terbukti dg dua saksi ada yg
siap bersaksi akan hal itu, namun hukum makanan2 diatas menjadi
syubhat, tidak haram memakannya, namun jika betul ia ada campuran yg
haram, akan membawa dampak pada tubuh kita untuk malas beribadah, dan
semangat berdosa.
curigalah, misalnya anda selalu
melakukan ibadah dg taraf tertentu, lalu setelah makan direstoran
fulan, atau beli gorengan dari penjual gorengan, atau setelah makan
suatu makanan, maka saat anda ibadah terasa sangat berat, malas, dan
serba gundah, lalu coba hndari makanan itu, jika anda kembali pada
kesempurnaan ibadah yg biasa anda capai, maka telah jelas makanan yg
anda makan saat itu mengandung hal yg haram.
makanan
halal memicu pada semangat beribadah, dan malas berbuat mungkar,
sedangkan makananan haram memicu malas berbuat pahala dan semangat
berbuat dosa.
makanan syubhat ada ditengah2nya, bisa mengandung yg haram, bisa tidak, maka saya tak mau spekulasi.,
saya
memerintahkan pembantu dirumah untuk membeli kambing, ayam, dan sapi,
pada tempat yg langsung menyediakannya berikut menternaknya, ia menjual
ayam hidup, tinggal pilih, mau ayam yg mana, ia menyembelihnya,
membersihkannya, dan menyerahkannya pada kita dg kesaksian kita
sendiri, demikian pula penjual kambing ada beberapa tempat yg memang
peternak kambing, ia memotong kambing sendiri, dan menjualnya, maka ia
terpercaya, demikian pula sapi.
hati hati dg sosis,
karena banyak dicampur dg daging babi, hati hati dg restoran cepat
saji, karena mereka sering (bukan vonis) mereka memakai minyak babi
sebagai minyak gorengnya, karena minyak babi lebih cepat membuat
makanan matang daripada minyak goreng lainnya.
hati hati
terhadap kue kue, karena kue kue sering dibubuhi reum, yaitu whisky,
karena itu membuat kue cepat mengembang indah, dan menghilangkan bau
amis telurnya.
hati hati dg makanan yg digoreng cepat,
karena banyak oknum penjual nasi goreng, mie goreng, dll, mereka
memakai arak/whisky saat menggorengnya, jika anda menyaksikan ia
menggoreng, lalu ada cairan yg ia siramkan ke panci penggorengan dan
dalam seketika api dari bawah penggorengan naik menyambar sampai masuk
keatas panci dan menyentuh makanan itu, maka cairan itu adalah alkohol,
sebgaja disiramkan karena dg itu api menjilat jilat sampai naik dari
kompor menyentuh makanan itu, maka makanan leih cepat matang...
saya
menghindari itu semua semampu saya, Wara', adalah bersungguh sunnguh
dan berhati hati menjaga diri semampunya dalam makanan syubhat apalagi
haram.
saudariku, jangan paksakan melakukan hal hal ini, lakukan semampunya, Allah tidak memaksa kita lebih dari kemampuan,
mengenai
istri, saya lebih senang memanggilnya bukan dg namanya, tapi dg kata
habibah (kekasih utk wanita), atau sayang, atau ratuku, atau cintaku,
atau sesekali dg nama.
saya tidak dan sangat takut
menyentuh barang istri saya, saya tak pernah berani membuka isi tas
istri saya, saya sangat tidak berani membuka lemmari istri saya, dan
saya tak berani menjamah hp istri saya, apalagi membuka sms atau
isinya, jika berdering dering berkelanjutan saya biarkan saja tanpa
berani menyentuhnya.
saya sering menginap di markas jika
sedang banyak tugas, dan saya jika akan pulang lebih sering izin dulu
pada istri apakah saya diizinkan pulang atau tidak, jika dikamar, saya
tanyakan padanya apakah akan tidur dg saya atau mau tidur dg anak anak,
ia yg memilihnya,
jika saya masih beraktifitas dg
portable dimalam hari, saya izin dulu apa boleh saya nyalakan lampu
kamar atau tidak, jika ia sudah lelap tertidur, maka saya hanya
menggunakan lampu tidur untuk membuka file dll, walau itu menyakiti
mata dan membuat mata pedas, itu lebih saya pilih daripada saya
menyalakan lampu mengganggu tidurnya.
dalam makanan pun
saya hampir tak pernah meminta suatu type makanan, saya hanya tanya ada
makanan apa, ada makanan atau tidak, karena acapkali saya pulang
makanan sudah habis, karena saya pulang hampir selalu larut malam dari
majelis, mungkin ada tamu atau lainnya, jika tak ada makanan maka saya
tak makan, cukup minum teh saja, atau kurma, jika ada makanan, dan saya
sedang menyukainya maka saya memintanya, jika saya sedang tak
menyukainya maka saya tak makan,
saya tak punya menu
makananan favorit, apa saja asal halal, jika istri sudah tidur, saya
lebih sering memilih minta disajikan makanan oleh staf staf yg dirumah
daripada membangunkan istri.
saya mengizinkan istri saya
pergi kemana saja selama tempat yg baik tentunya, tanpa perlu ia izin,
kecuali perjalanan marhalatain (yg melebihi 82km) atau perjalanan jauh.
kadang
saya pulang istri saya sudah tidur dikamar anak anak maka saya lebih
sering membiarkannya tanpa menganggunya, dan jika pulang saya lihat ia
tiada, saya tak repot menanyakannya kemana ia pergi kenapa tidak pulang
dlsb, saya tunggu sampai subuh baru sms untuk menanyakan keberadaannya,
tentunya saya mengetahui istri saya orang baik baik dan selalu diantar
para jamaah nisa lainnya, dan keluarnya itu dimalam hari mestilahh ke
undangan majelis atau pada ustazah lainnya, mungkin kelelahan, mungkin
ketiduran, mungkin terjebak macet, dan saya baik sangka saja, saya
percaya penuh pada Allah swt karena setiap subuh dan isya saya
mendoakan diri saya, istri, anak anak, teman teman, dan keluarga, dan
jika ada sesuatu yg tak baik tentunya ada kabar.
namun
bukan saya tidak pernah menegurnya, saya menegur dg lembut, atau dg
tegas, namun teguran tegas mungkin bisa dibilang tak pernah terjadi
dalam setahun.
saya lebih cenderung membiarkan jika ia
salah namun tidak terlibat dosa pada Allah, tapi salah pada saya, lebih
baik saya maafkan, jika berulang ulang maka saya tegur dg lembut, jika
terjebak pada hal yg mungkar, dosa, misalnya mencaci/mengumpat orang
lain, maka saya tegur dg lembut, atau saya tinggalkan ke toilet tanpa
mau mendengarkan kekesalannya / gunjingannya pd orng lain, itu sudah
isyarat baginya bahwa saya tak suka dg pembicaraan itu, jika ia masih
meneruskannya maka bisa saja saya diam tak menanggapinya, atau jika
sudah berlebihan maka saya potong dg nasihat, maafkan saja, itu
keinginan Allah swt untuk menghapus dosa kita, menggunjingnya berarti
mengambil dosanya untukmu.., sudah cukup dosa kita, untuk apa mengambil
dosa orang lain, doakan saja, kita dapat pahala, maafkanlah, berarti
Allah swt memaafkan banyak dosa dosamu, carilah pengampunan dosa dg
memaafkan kesalahan orang.
namun jika bertentangan dg
syariah atau membahayakan dakwah, maka teguran saya tegas, dan teguran
tegas saya lebih sering lewat sms, demi tak terlalu menyakitinya jika
berhadapan muka.
jika berlarut larut, maka teguran tegas saya lugas dihadapannya,
demikian
pula pada anak anak, saya cenderung lembut dan bercanda walau sambil
menanyai hafalannya, namun jika berbuat salah yg membahayakan, misalnya
memaki jamaah majelis, atau ucapan yg tak beradab, saya marah, dan anak
anak sangat menyayangi saya, dan mereka tidak mau saya marah padanya,
maka jika wajah saya berubah misalnya, mereka sudah mengerti untuk tak
melakukan lagi perbuatannya.
semua adalah anugerah Allah swt, bukan dari usaha saya.
semoga
Allah swt melimpahkan cahaya keimanan, ketabahan dan kesejukan pada
anda saudariku, dan cahaya keluhuran dihati sdri hingga selalu terjaga
dari terjebak pd dosa, amiin
semoga Allah swt meluhurkan
setiap nafas anda dg cahaya istiqamah, dan selalu dibimbing untuk mudah
mencapai tangga tangga keluhuran istiqamah, dan wafat dalam keadaan
istiqamah, dan berkumpul dihari kiamat bersama ahlul istiqamah
semoga
Allah swt memperindah hari hari saudari dg seindah indahnya dan semakin
indah dan semakin indah hingg berjumpa dg Sang Maha Indah
Demikian saudariku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a'lam
Di Tulis Oleh : Habib Munzir bin Fuad Al Musawwa