Makhluk
yang paling setia dalam hidup ini mungkin adalah waktu, dia tidak pernah ingkar
janji dan akan selalu hadir berkunjung kemana pun dan kepada siapa pun, waktu
topan dan badai sedang mengamuk dia datang dalam bentuk tanggal, dalam bentuk
hari, dalam bentuk bulan, dalam bentuk abad. Dan dia selalu tepat waktu, tidak telat sedetik pun,
tidak lebih awal sedetik pun. Dan hari ini, waktu penting itu hadir dalam
bentuk sore hari ini.
Di
dalam rumah cerdas berbudi luhur ini, aku dan teman-temanku kurang lebih
duapuluh hari membuat rumah cerdas berbudi luhur dan sekarang tiba saatnya, waktu untuk perpisahan. Berakhirnya acara
Gebyar Desa berakhir pula perjumpaan kami dengan mereka sahabat rcbl. Adik-adik
sahabat rcbl memegangku dengan erat, bagai merangkul kakak kandung mereka sendiri. Padahal aku hanyalah seorang anak
bujang dari Jakarta yang hanya menumpang tinggal dibalai desa sebagai tempat ku
tinggal. Mereka tahu hari ini adalah hari perpisahan kami dengan mereka sahabat
rcbl.
“Berjanjilah
kak, kakak mau berkunjung lagi ke desa ini,” kata farah mencengkeram bahuku.
Matanya merah saga dan wajahnya basah. Aku mengangguk-angguk kuat . “tentu saja
farah, Kakak berjanji.” Balasku. Tentulah lain waktu kakak mau singgah disini
lagi. Tapi entah kapan dan entah bagaimana caranya. Aku mencoba kuat untuk
menahan air mataku tapi tangisan mereka
membuat air mataku jatuh basah ke wajahku. Aku berusaha kuat untuk tidak
menangis dihadapan mereka bukan karena malu tapi aku tidak ingin membuat mereka
sedih karena kepergian ku dan teman-temanku itu saja. Aku berusaha meyakinkan
mereka bahwa aku dan teman-temanku akan berkunjung lagi. “aku g percaya, kakak
pasti akan melupakan kami. Kak aku mau kakak semua disini. Aku senang kakak
disini menghibur kami, memberikan kami begitu banyak pelajaran untuk kami.
Tolong kak jangan pulang hari ini” kata atik salah satu sahabat rcbl. aku diam
terpaku sambil mencoba mengusap air mataku yang jatuh ke wajah. Aku berusaha
berdiri tegak namun kaki ku terasa lemas seakan tak mampu untuk berdiri. Aku turunkan badanku dan aku katakan padanya
“Atik, kamu tau kakak senang bisa kenal sama kamu. Kakak janji akan kesini
lagi, kalau kakak ga disini lagi. belajar Al-Quran nya diterusin lagi ya”
sambil memberikan senyuman terbaikku. Tapi aku yakin saat itu senyumanku tidak
simetris karena kondisi hatiku yang sedang galau.
“iya
pokoknya kakak jangan pergi, pasti nanti kakak akan melupakan kami” kata faiza
yang memegang tanganku dengan begitu erat seakan tidak mau melepaskanku. Aku
berusaha tegar dihadapan mereka, aku usap air yang keluar dari mataku. Aku
berikan mereka senyuman bukan kesedihan. Aku tatap wajah mereka dalam-dalam dan
kukatakan pada mereka semua. “Kakak janji, kakak tidak akan melupakan kalian
semua. Suatu saat nanti kakak akan kembali kesini lagi”. Aku usap air matanya
yang jatuh kewajahnya dan aku berikan pengertian, perpisahan ini bukan berarti
selamanya tapi Cuma hanya sesaat. walaupun aku coba memberikan mereka pengertian
namun dia tidak mau melepaskan tanganku. Tas ranselku pun mereka sembunyikan
agar aku tidak bisa pulang.
Ati,
pia, ayu, dan tio juga ditahan juga oleh mereka. jumlah mereka ada sekitar 25
orang dan kami rata-rata dipegang oleh 4-5 sahabat rcbl. Ati wajahnya juga
basah dengan air matanya. Bunyi klakson terdengar dua kali, seperti janji pak farid. Di depan balai desa madurejo
berhenti sebuah mobil yang akan menjemput kami kembali ke Jakarta. Pak farid
dan Ibu denik berusaha untuk melepaskan aku dan teman-temanku dari pegangan
sahabat rcbl. Walaupun hati ini terasa sakit. Tapi aku dan teman-teman harus
pulang karena perkuliahan di Jakarta sudah dimulai.
“It’s
about time. Shall we go ?” kata Bu denik dalam bahasa inggrisnya yang fasih.
Selama kurang lebih 2 jam mereka menahan aku dan teman-temanku. Akhirnya dengan
berat hati mereka melepaskan kami. Satu persatu kami masuk kedalam mobil. Kami
melambaikan tangan kepada mereka sebagai tanda perpisahan. jendela mobil
semakin lama semakin tertutup. Mobil kami perlahan mulai keluar dari halaman
balai desa. aku melambaikan tangan kepada mereka yang masih menangis di depan
pintu rcbl melepas kepergian kami.
Sekali
lagi aku palingkan mukaku ke balai desa, aku ingin menyerap kenangan indah
dirumah teduh itu untuk terakhir kalinya. Tanpa ku sadari, bibirkan membisikkan
sampai jumpa kepada pohon-pohon tinggi yang berdiri tegak, kepada padi-padi
disawah sampai aku melihatnya mengecil dan mengecil memnjadi sebuah titik yang
kemudian menghilang dari pandanganku.
“Kok
wajahmu tidak senang kami pulang ke Jakarta.” goda Agung kepadaku. Aku melihat
wajahnya sekilas. “Tentulah aku senang pulang, tapi ternyata setelah berpisah
dengan orang-orang disini dan adik-adik disini, rasanya aku merasa ada yang
hilang. Mereka orang-orang baik yang takkan pernah aku lupakan. S…e…l…a…m…a…n…y…a………..”
Kataku dengan wajah sungguh-sungguh.
Aku
duduk merapat ke jendela bis, dipelupuk mataku masih mengerjap-ngerjap bayangan
tawa canda mereka. Aku julurkan tangan mencari-cari sesuatu di kantong saku ku.
Aku tarik keluar benda itu, kecil, berbentuk lingkaran bertuliskan rumah cerdas
berbudi luhur dengan gambar raden cahyo aku pegang erat-erat. Pin itu dan aku
taruh dadaku, aku pejamkan mataku. Aku katakan dalam hati ini “Biarkan pin ini
menjadi penghubung hati kami semua sekaligus mengabarkan bahwa aku ingin datang
lagi ke tanah yogya ini suatu saat nanti.” Kataku. Bis pun mulai melaju cepat
keluar kota yogya, hujan turun rintik-rintik mengantar kepulangan kami. Aku
lihat handphoneku ternyata banyak sms telah masuk tanpa aku sadari. Satu persatu
aku baca sms itu, ada beberapa sms yang aku baca.
Dari Farah kelas V SD
Kakak janji ya kesini lagi, Orang yang
gantleman gak boleh ngelanggar janjinya sendiri kan ?. Aku ga rela kalau kakak
pergi Pokoknya kakak harus janji untuk kesini lagi. kalau gak kesini, akan ada
perang dunia ke 3 loh kak.
Dari Faiza
kelas IV SD
Kak kalau liburan panjang, aku
mau main ke rumah kakak ya boleh
Dari Nia Kelas
Kenapa sih
kalian tega banget ninggalin kami semua…
tanpa kalian kami merasa sedih, balai desa menjadi gelap dan sepi tanpa kalian…
kalian
semualah yang menghibur kami… tanpa kalian kami merasa sangat sedih…
maaf yach kak… aku ga bisa datang saat acara Gebyar Desa.. teman – teman ku
disekolah pada ceritain kalian.. betapa mulianya hati kalian. semoga aja kakak-kakak
semua datang kesini lagi. kamilah sahabat RCBL
semalam aku
menangis memikirkan kalian…..
semoga saja
kebaikanmya dibalas oleh Allah SWT
mbak Mei,
mbak Ayu,mas tio, mas Arief, mas boy,mas ati, mas Agung
TOLONGLAH
!!!!!!!!!!!!!!!! KAMI INGIN BERTEMU DENGAN KALIAN
!!!!!!!!!!!!!!!! ”
RCBL RCBL
RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL RCBL
SAHABAT
KU……………………….
Air mata
mulailah keluar………………………………
Terima Kasih
Hatiku bergetar membaca sms dari
nia. mataku mulai berkaca-kaca, kata-katanya benar-benar menembus ke lubuk hati
ku. Baru kali ini aku begitu terharu dengan perpisahan, padahal mereka bukanlah
siapa-siapa aku, hanya orang-orang yang baru aku kenal dua puluh hari yang lalu
tapi perpisahan dengan mereka membuatku cukup sedih.
Bunyi mesin
bus rosalia indah bergerak cepat menembus keheningan malam. malam ini tentu
akan menjadi malam paling bersejarah. Aku melihat ke arah jendela melihat
daratan yogya untuk yang terakhir kalinya. Aku merasa seperti punai yang pergi
jauh dan tetap kembali ke sarang juga. Ke Jakarta. Aku pulang!. Sampai
jumpa adik-adikku sampai kami bertemu lagi di lain waktu.
SELESAI